SANCAnews.id – Kritikus Faizal Assegaf merespon
pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, yang mengklaim bahwa
Kementerian Agama adalah hadian negara untuk Nahdatul Ulama (NU). Bukan untuk
umat Islam.
Menurut Faizal Assegaf, dari segi tata krama, sebagai pejabat
publik, pernyataan Menag Yaqut tersebut sangat tidak layak. Pernyataan itu
menimbulkan ekspresi kesombongan yang sangat berlebihan.
“Tidak layak dia menjadi Menteri, apa-apaan ini, negara ini bukan
milik nenek moyang kalian. Bukan milik kelompok asabiah yang kalian usung,”
ujar Faizal Assegaf dikutip dari kanal YouTube-nya, Ahad (24/10/2021).
Faizal mengatakan, negara ini bukan hanya milik kelompok
tertentu. Negera ini milik bersama. Ada berjuta rakyat yang bekerja secara
tulus untuk membangun negara. Bukan hanya NU.
“Bukan kelompok keluarga kamu saja yang bertopeng organisasi,
bertopeng ulama, bertopeng NU, untuk meraih kekuasaan dengan cara-cara culas,
dan kemudian mengumumkan itu tanpa rasa malu ke depan publik,” ujar Faizal
Assegaf.
Dia menilai, pernyataan Yaqut itu lebih buruk daripada
perilaku kaum Khawarij.
“Ini lebih brengsek dari perilaku jahiliah khawarij. Sangat
norak daripada Yazid dan Muawiyah yang berkuasa. Jadi jangan mengeluarkan
pernyataan seperti itu untuk menunjukan kesombongan dan keangkuhan di negeri
ini,” ujar Faizal Assegaf.
Lebih lanjut, Faizal menilai, pernyataan Menag Yaqut itu
telah mewakili realitas selama ini. Bahwa ada orang-orang dalam tubuh NU yang
memanfaatkan organisasi tersebut hanya untuk mendapat kekuasaan di pemerintah.
“Apa yang disampaikan saudara Yaqut, ini mewakili satu
realita yang bukan sekedar kata-kata. Tetapi memang pengkultusan kepada Hasyim
Asy’ari, pengkultusan kepada NU. Pemanfaatan terhadap wadah organisasi NU,
memang tujuannya untuk mendapatkan kekuasaan dari kelompok lingkaran yang
selama ini mengkultuskan Hasyim Asy’ari,” tuturnya.
Sebelumnya, Menag Yaqut Cholil Qoumas mengklaim kementerian
yang dipimpinnya merupakan hadian negara NU. Bukan untuk umat Islam dan agama
lainnya.
“Kementerian Agama itu hadiah negara untuk NU’, ‘bukan untuk
umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU,” ujar Yaqut dalam webinar
bertajuk Webminar Internasional Peringatan Hari Santri 2021 RMI-PBNU, dikutip
Ahad (24/10/2021).
Dia menilai wajar jika sekarang orang-orang NU memanfaatkan
banyak peluang di Kementerian Agama.
Yaqut berujar, dari sejarah Kementerian agama muncul karena
ada pencoretan 7 kata dalam piagam Jakarta. Kemudian yang mengusulkan itu
menjadi juru damai atas pencoretan itu dari pihak NU, kemudian lahir
Kementerian Agama karena itu.
“Nah wajar sekarang kita minta Dirjen Pesantren, kemudian
kita banyak mengafirmasi pesantren, dan santri juga, saya kira wajar wajar saja
tidak ada yang salah,” katanya. (fin)