SANCAnews – Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
Kementerian Keuangan buka suara terkait beredarnya sebuah laporan investigasi
yang dirilis Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ) dengan tajuk
Pandora Papers.
Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP
Neilmaldrin Noor mengatakan hingga saat ini Ditjen Pajak belum menerima laporan
yang mengungkap data dugaan mega-skandal pajak dunia yang juga menyeret banyak
nama pesohor internasional.
"DJP belum menerima informasi atau dokumen terkait hal tersebut," kata dia saat dikonfirmasi VIVA, Selasa, 5 Oktober 2021.
Meski belum menerima, Neilmaldrin menegaskan, Ditjen Pajak
pada prinsipnya membuka diri terhadap masukan atau informasi yang mengungkap
persoalan pajak. Ditjen Pajak pun dipastikannya akan menindaklanjuti
temuan-temuan dalam laporan itu.
"Prinsipnya DJP terbuka terhadap semua informasi dan
masukan, dan akan ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku," tegas
dia.
Sebelumnya, Deretan 35 nama tokoh pemimpin negara dan ratusan
nama pejabat hingga artis dari sejumlah belahan dunia masuk menjadi daftar
panjang laporan investigasi garapan 600 jurnalis dari berbagai media
internasional ini.
Isi laporan Pandora Papers itupun disusun berdasarkan bocoran
11,9 juta dokumen, yang dikorek dari 14 perusahaan jasa keuangan di seluruh
dunia.
Namun, yang mengejutkan, salah satu nama di dalam laporan
Pandora Papers itu adalah Luhut Binsar Pandjaitan. Saat ini, Luhut menjabat
sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Dalam laporan tersebut, Luhut disebut-sebut sempat mendapuk
jabatan di salah satu perusahaan cangkang (shell company) yang terdaftar di
Panama.
Saat dikonfirmasi isu itu, melalui Juru bicaranya, Jodi
Mahardi, tak membantah Luhut memang sempat menjabat Direktur Utama Petrocapital
S.A. di medio 2007-2010 silam.
"Petrocapital S.A. adalah perusahaan yang didirikan
berdasarkan hukum Republic Panama. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2006
oleh Edgardo E. Dia dan Fernando A.Gil," kata Jodi saat dikonfirmasi VIVA,
Senin 4 Oktober 2021.
Dia menjelaskan, Petrocapital S.A. ini memiliki modal yang
disetor senilai US$5.000.000. Salah satu bidang usahanya minyak dan gas bumi.
"Bapak Luhut B. Pandjaitan menjadi Direktur Utama/Ketua
Perusahaan di Petrocapital S.A pada tahun 2007 hingga pada tahun 2010.
Perusahaan ini rencananya akan digunakan untuk pengembangan bisnis di luar
negeri, terutama di wilayah Amerika Tengah dan Amerika Selatan," jelasnya.
Namun, lanjut Jodi, dalam perjalanannya terdapat berbagai
kendala seperti lokasi geografis, budaya, dan kepastian investasi.
"Sehingga Bapak Luhut B. Pandjaitan memutuskan untuk mengundurkan diri
dari Petrocapital dan fokus pada bisnis beliau yang ada di Indonesia,"
kata Jodi.
Jodi menegaskan, selama Luhut menjabat di Petrocapital sampai
dengan mengundurkan diri pada tahun 2010, Petrocapital belum berhasil untuk
mendapatkan proyek investasi yang layak.
"Selain itu, juga tidak ada kerja sama dengan perusahaan
minyak dan gas negara, dan tidak pernah ada perubahan nama dari Petrocapital
menjadi Pertamina Petrocapital SA," ujarnya. []