SANCAnews – Beberapa
waktu belakangan, media sosial khususnya Twitter dihebohkan dengan cuitan
'Polisi se-Indonesia bisa diganti satpam BCA aja gaksih' oleh akun Twitter
fchkautsar, Rabu (13/10).
Karena cuitannya itu, akun itu terus mendapatkan ancaman dari
beberapa oknum. Bahkan, akun Instagram Fachrial Kautsar yang mencuit kalimat
itu, kini dinonaktifkan sementara karena terus mendapatkan ancaman dari
berbagai akun yang bahkan terdapat akun dengan foto profil berseragam polisi.
Terkait hal itu, Anggota Komisi III DPR RI Fraksi NasDem
Taufik Basari meminta Polri untuk menindak tegas oknum polisi yang memberikan
ancaman kepada netizen.
"Tindakan mengancam dan intimidasi melalui online
seperti kejadian tersebut sudah mengarah pada tindak pidana, semestinya para
oknum itu lebih paham dan bukan malah melakukan tindak pidana" ungkap
Taufik, Minggu (17/10).
Taufik sendiri menyayangkan tindakan anggota polisi yang
seharusnya menegakkan hukum, tapi malah melakukan tindak pidana meski latar
belakangnya adalah membela institusi Polri.
"Jika dibiarkan dan tidak ada tindakan tegas maka
masyarakat akan merasa tidak aman karena masih ada oknum-oknum yang diberikan
wewenang memegang senjata, memiliki diskresi dan bertugas menegakkan hukum tapi
justru merasa bisa sewenang-wenang mengintimidasi dan mengancam warga hanya
karena suatu cuitan di sosial media," ujar Taufik.
Soal oknum yang mengancam netizen itu, Taufik menyebut sudah
menelusuri siapa saja oknum tersebut. Ia mengatakan ada oknum yang menggunakan
nama samaran, tapi ada juga yang secara gambang menggunakan akun dari anggota
Polri.
Karena itu, Taufik meminta agar Kadivpropam Polri segera
bertindak cepat guna memproses hukum oknum itu dan memberikan jaminan
perlindungan kepada netizen yang mendapatkan ancaman.
Di sisi lain, Mabes Polri menanggapi positif reaksi publik di
dunia maya tersebut. Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan
menyebutkan jika Polri tidak anti terhadap kritikan masyarakat.
"Polri tidak anti terhadap kritik-kritik yang
disampaikan oleh masyarakat,” kata Kombes Ramadhan, Minggu (17/10). (indozone)