SANCAnews.id – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa
Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar aksi unjuk rasa bertepatan dengan tujuh
tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di dekat Istana Kepresidenan,
Jakarta Pusat, Kamis (21/10/2021).
Koordinator lapangan aksi sekaligus perwakilan BEM UNJ,
Alvian, mengatakan aksi itu digelar sebagai refleksi bahwa pada kenyataannya
Jokowi tidak memajukan Indonesia.
"Ingin menyuarakan selama tujuh tahun kepemimpinan Pak
Jokowi kami menemukan justru bukannya dia memajukan Indonesia tapi dia
memundurkan Indonesia apalagi di dua tahun terakhir ini," kata Alvian di
lokasi.
Lewat aksi ini, BEM SI juga membawa sejumlah tuntutan yang bakal disampaikan, "Kami membawa sejumlah tuntutan, sejumlah kajian untuk akhirnya beliau yang ada di istana tapi malah ke Kalimantan," papar dia.
Dalam undangan yang diterima Suara.com, aksi rencananya akan
berlangsung pada pukul 10.00 WIB. Dalam keterangan dalam undangan itu, BEM SI
menyebutkan jika tujuh tahun pemerintahan Jokowi tidak banyak membawa terobosan
untuk mengatasi masalah - masalah yang ada di Indonesia.
"Sangat disayangkan lagi bahwa selama menjabat dua
periode ini semua usaha yang dilakukan Jokowi tidak membawa hasil," tulis
BEM SI dalam undangan tersebut.
Pengamanan
Polres Metro Jakarta Pusat dibantu aparat TNI sudah melakukan
persiapan pengamanan untuk mengantisipasi adanya gangguan keamanan. Total ada
2.149 personel yang telah disiagskan.
"Ada 2.149 personel gabungan," kata Kasubag Humas
Polres Metro Jakarta Pusat AKP Sam Suharto di kawasan Monas, Gambir, Jakarta
Pusat.
Sam menambahkan,merujuk arahan Kapolres Metro Jakarta Pusat,
pihaknya akan melakukan antisipasi mengingat DKI Jakarta masih cukup penyebaran
virus Covid-19. Atas hal itu, pencegahan dilakukan agar kerumunan tidak
terjadi.
"Kita mencegah timbulnya kerumuman hingga mengakibatkan
klaster baru. Karena sudah di atur dalam UU terkait kesehatan masyarakat diatas
segalanya," papar Sam.
Sam melanjutkan, pihaknya akan tetap humanis dalam hal
pengamanan aksi. Nantinya, petugas akan mengedepankan pendekatan yang baik
kepada mahasiswa.
"Intinya hindari bersifat eksesif. Anggap yang melakukan
unjuk rasa yaitu adik-adik kita," papar Sam. (suara)