SANCAnews – Pendakwah, Kiai Haji (KH) Idrus
Ramli menyebut bahwa pemikiran pendakwah, KH Said Aqil Siradj itu banyak
menyimpang.
Hal itu karena, menurut KH Idrus Ramli, tulisan-tulisan dan
ceramah-ceramah KH Aqil Siradj menunjukkan bahwa Ketua Umum PBNU itu codong
pada syiah dan liberal.
Adapun pernyataan KH Idrus Ramli ini diperoleh Terkini.id
dari video yang diunggah akun Twitter @Lelaki_5unyi pada Selasa, 21 September
2021.
“Terbongkar sisi menyimpang Said Aqil Siradj condong syiah
dan liberal,” kata netizen itu.
Dalam video tersebut, awalnya KH Idrus Ramli menyebut
pertanyaan, “Pemikiran KH Aqil Siradj itu sebenarnya bagaimana?”.
Ia lantas bercerita bahwa dirinya telah berdialog dengan KH
Aqil Siradj ketika masih di pondok.
“Ketika saya masih di pondok dulu, tahun 97, menulis di
majalah NU, ada majalah santri terbitan Robitoh Maahid Islamiyah Nahdtul
Ulama,” ungkapnya.
Kata KH Idrus Ramli, ketika itu ia membuat tulisan berjudul
“Kritik terhadap Pemikiran Dr. KH Said Aqil Siradj”.
“Karena memang banyak menyimpang. Menyimpangnya di mana?
Dalam ceramah-ceramahnya, tulisan-tulisannya, beliau condong pada syiah, juga
condong kepada liberal,” jelas KH Idrus Ramli.
“Sedangkan syiah itu sesat dan menyesatkan. Liberal juga
rajanya sesat. Ya simpulkan sendirilah seterusnya,” tambahnya.
Dalam potongan video itu, KH Idrus Ramli tak menyebutkan
pikiran KH Aqil Siradj yang ia maksud condong syiah dan liberal.
Namun, ia mengatakan bahwa jika ingin tahu lebih jauh,
masyarakat dapat mengecek di akun Facebook-nya.
“Di Facebook saya, dulu tahun 2015, saya menulis tulisan
berkala pemikiran Kiai Said Aqil Siradj,” katanya.
KH Idrus Ramli mengatakan bahwa tulisannya di Facebook itu
akhirnya menjadi inspirasi bagi kawan-kawannya di almamaternya, yakni Pondok
Pesantren Sidogiri.
Mereka, lanjutnya, menulis buku berjudul “Pondok Pesantren
Sidogiri Menolak Pemikiran Profesor Dr. KH Said Aqil Siradj”.
“Lengkap di situ kalau ingin tahu,” kata KH Idrus Ramli.
Ia lalu kembali mengatakan bahwa pemikiran KH Aqil Siradj itu
membenarkan syiah dan sebenarnya tak cocok dengan ahlu sunnah awal jamaah.
“Hizbut Tahrir cocok pada beliau, syiah cocok, mukhtazirah
cocok, alhu sunnah gak cocok,” tandas KH Idrus Ramli. (terkini)