SANCAnews Setiap orang yang ketagihan pada peristiwa yang bisa membahagiakan dirinya, maka dia akan terus mengulangi peristiwa tersebut. Bahkan tanpa harus mengukur dampak buruk dari kesenangannya tersebut.

 

Begitu jawab ahli filsafat Rocky Gerung menanggapi aksi lempar bingkisan yang kembali dilakukan Presiden Joko Widodo di Cirebon, Jawa Barat hingga membuat warga masuk ke selokan air yang keruh.

 

Tanggapan Rocky Gerung itu disampaikan saat dirinya berbincang dengan wartawan senior Hersubeno Arief di kanal YouTube Rocky Gerung Official yang diunggah Kamis pagi (2/9).

 

Diurai Rocky Gerung bahwa aksi ini muncul karena ada gejala dalam kepemimpinan. Di mana pemimpin sudah tidak lagi mendapat pujian secara otentik dari rakyatnya. Hingga akhirnya, pemimpin tersebut menemukan cara sendiri agar orang lain bisa memuji dirinya.

 

Kedua, sambungnya, pemimpin memang sedang mencari kegembiraan. Artinya, menyaksikan orang berduyun-duyun mengerumuni mobil, lalu dilempari bingkisan dan mereka berebut adalah bagian dari sebuah kegembiraan.

 

“Itu kegembiraan dia, melihat orang miskin bergerombol di sekitar mobil mewahnya itu dan menunggu dilempari bansos. Kan ini gila,” sambungnya.

 

Secara garis besar, Rocky melihat fenomena bagi-bagi bingkisan langsung secara dilempar ini merupakan gejala dari kekuasaan yang sedang menuju keruntuhan.

 

“Jadi kita mesti terangkan ini secara jujur dengan kemampuan akademis, bahwa presiden terhipnotis oleh ambisinya sendiri untuk melihat bahwa dia masih memimpin,” tutupnya. (rmol)


Label:

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.