SANCAnews – Menjelang peringatan G30S 1965
Persatuan Alumni 212 (PA 212), Front Persaudaraan Islam (FPI), dan Gerakan
Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U) menginstruksikan anggotanya menonton film tentang
peristiwa tersebut. Imbauan itu disampaikan melalui seruan bersama tiga
organisasi tersebut.
"Mengajak keluarga dan sahabat untuk menonton film
kekejaman G30S 1965 dengan tetap menjaga protokol kesehatan," bunyi
imbauan yang dikirimkan oleh Ketua Umum PA 212 Slamet Ma'arif, Jumat, 17
September 2021
Slamet juga mengimbau anggotanya mengadakan diskusi, talk
show, simposium virtual, hingga napak tilas dengan menghadirkan pelaku dan
saksi sejarah peristiwa pemberontakan PKI di daerah. Pihaknya juga meminta
masyarakat mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang untuk menghormati
jasa pahlawan revolusi.
"Jihad melalui media sosial dan media online,"
bunyi seruan tiga organisasi itu.
Tiga organisasinya mengeluarkan imbauan ini agar masyarakat
tidak lupa atas peristiwa pemberontakan dan pembantaian yang terjadi dalam
peristiwa G30S. Slamet mengatakan akibat peristiwa itu enam jenderal dan satu
perwira TNI, ulama, dan santri menjadi korban.
Atas dasar hal itu, FPI, PA 212, dan GNPF-U menggelar
kampanye menolak lupa G30S 1965 dengan tema "Komunis itu nyata, tolak
karena kita Pancasila."
KOREKSI: Judul pada berita ini diubah pada 17 September 2021
untuk memperbaiki penulisan istilah G30S/PKI menjadi G30S. (tempo)