SANCAnews – Pengamat politik Zaki Mubarak membeberkan fakta yang
sebenarnya. Dia menyebut korupsi ialah kejahatan yang sebenarnya.
Dia
menyinggung aksi demo pendukung eks pentolan FPI Habib Rizieq Shihab yang
berujung kerusuhan beberapa waktu lalu.
"Tampaknya
motivasi oleh ketidakpuasan massa yang menganggap HRS diperlakukan tidak
adil," ujar Zaki kepada GenPI.co, Rabu (1/9).
Menurutnya,
vonis empat tahun atas sangkaan penyebaran berita bohong terkait hasil test
covid-19, dianggap tidak masuk akal.
"Sementara
beberapa waktu sebelumnya sejumlah koruptor, termasuk Djoko Tjandra dan Jaksa
Pinangki mendapat diskon hukuman," tuturnya.
Akademisi
dari Universitas Islam Negeri itu menyebut, seharusnya korupsi hukumannya lebih
berat, "Sementara kasus kebohongan, dianggap remeh-remeh," tegasnya.
Dirinya juga
meragukan seluruh politisi di Indonesia jujur. Sayangnya, lanjut Zaki, tidak
ada yang diperlakukan seperti Rizieq tanpa keadilan.
"Kejengkelan
atas diskriminasi hukum ini yang memicu terjadinya demo yang berujung
kerusuhan," jelasnya.
Oleh karena
itu, kasus seperti ini perlu menjadi introspeksi bersama.
"Faktor
kepentingan politik sering kali mengaburkan azaz 'equality before the law' atau
kesetaraan setiap warga negara di hadapan hukum," bebernya.
Dirinya
meminta untuk tidak tebang pilih dalam menghukum kejahatan.
"Sekutu politik di istimewakan, sementara lawan politik dihukum dengan berat," pungkasnya. (genpi)