SANCAnews – Pernyataan pengamat militer,
Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, bahwa yang salah satu ciri-ciri teroris
adalah orang yang menggunakan bahasa arab menuai kecaman dari masyarakat.
Terutama umat Islam di Indonesia.
Publik menilai pernyataan Susaningtyas berlebihan dan mendorong adanya Islamofobia. Susaningtyas pun segera mengklarifikasi maksud dari pernyataannya tersebut. Menurut dia, bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang dihormatinya. Terlebih Susan merupakan seorang muslim yang sejak kecil diajarkan mengaji dengan menggunakan bahasa Arab.
"Terkait dengan bahasa Arab. Tentu saya sangat respect dengan Bahasa tersebut. Ada perbedaan konteks bahasa Arab sebagai alat komunikasi resmi di PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dengan penggunaannya sebagai bahasa sehari-hari dalam pergaulan suatu bangsa yang sudah memiliki bahasa nasional, seperti halnya bahasa kita bahasa Indonesia," ucap Susan saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (10/9).
"Dalam hal ini mohon maaf bila ada yang tidak sependapat
dengan saya,” sambungnya.
Dia mengaku khawatir mengenai munculnya bibit terorisme di
Indonesia seiring kembali berkuasanya Taliban di Afghanistan. Atas dasar
tersebut, pihaknya menyampaikan beberapa ciri-ciri terorisme yang muncul di
Indonesia sebagai bentuk mendorong kewaspadaan masyarakat.
"Sebagai catatan memang saya pun sangat mengkhawatirkan
terjadi glorifikasi menangnya Taliban di Afghanistan oleh sel-sel tidur
terorisme di sini. Terkait hal ini tentu juga sudah sering dibahas oleh para
ahli terorisme yang kita miliki, jadi bukan hanya saya saja,” tandasnya. []