SANCAnews – Ketua Majelis Ulama Indonesia
(MUI) Sumatera Barat (Sumbar), Buya Gusrizal Gazahar terus memberikan respon
keras terhadap ribut-ribut soal pernyataan semua agama sama di mata Tuhan.
Pernyataan viral itu datang dari ucapan Panglima Kostrad
(Pangkostrad), Letjen TNI Dudung Abdurachman. Namun, Buya Gusrizal tidak
menyentil soal individunya, melainkan hanya menyangkut pernyataan itu semata.
Baru-baru ini, Buya Gusrizal menulis sebuah ulasan di akun
Facebook resminya, @Buya Gusrizal yang dikutip SuaraSumbar.id, Jumat
(17/9/2021). Di situ, Buya menyebut pernyataan semua agama benar adalah
pandangan sesat.
Bahkan, lebih parah dibandingkan kesesatan tokoh kaum musryik
yang pernah mengajak Rasullullah bergantian menyembah Tuhan-nya. Berikut ulasan
lengkap Buya Gusrizal di akun medsosnya.
"Semua Agama Benar, Menurut Manusia Tak Beragama"
Pernyataan semua agama benar, hanyalah pantulan dari
pernyataan lama "agama hanyalah candu dan buah dari khayalan".
Ia hadir dengan style baru yang hanya berganti bungkusan.
Tujuan akhirnya tetaplah satu yaitu "tak usah
beragama", walaupun diawali dengan narasi rayuan syaithan, "jangan
fanatik dalam beragama".
Kenapa kalimat itu adalah pernyataan manusia tak beragama ?
Karena semua agama pasti menolaknya.
Setiap agama pasti mengajarkan bahwa agamanya lah yang benar
dan agama yang lain adalah salah.
Perhatikan dalam setiap ajaran agama !
Tentu akan bertemu larangan bagi umatnya untuk berpindah ke
agama lain.
Bila demikian, pemilik ucapan "semua agama benar"
itu mau masuk agama mana ?
Kalau dia mau mengatakan meyakini semuanya benar, berarti ia
telah mengalami korsleting nalar pada jaringan tegangan tinggi sehingga membuat
padam seluruh daya penggerak tangkapan maklumat yang akan diolah akal
fikirannya.
Bahkan kaum musyrikin Makkah saja dalam kekufuran mereka,
tidak mau meyakini kebenaran selain agama mereka.
Mereka hanya mau berganti sembahan bergilir tahun, tak lebih
hanya demi menghentikan dakwah Islamiyyah.
Kalau diamati secara mendalam, pernyataan "semua agama
benar" lebih dahsyat kesesatannya dibandingkan tokoh-tokoh kaum musyrikin
Makkah (al-Walid Ibn al-Mughirah CS) yang mengajak Nabi saw bersama-sama
menyembah tuhan mereka dengan bergiliran tahun, yang akhirnya dijawab oleh
Allah swt dengan turunnya surat Al-Kafirun !
Komentar Ketua MUI Sumbar soal pernyataan semua agama benar. [Dok.Facebook @Buya Gusrizal] |
Sebelumnya, Waketum PPP, Arsul Sani juga mengomentari
pernyataan semua agama benar di mata Tuhan yang disampaikan Letjen TNI Dudung
Abdurachman.
Bagi PPP, kata Arsul, pernyataan Dudung menyoal semua agama
benar adalah pernyataan baik dari segi maksud dan tujuan.
"Tapi ada yang tidak pas dari segi konten atau
artikulasi," kata Arsul kepada wartawan, Kamis (16/9/2021).
Arsul menjelaskan, sisi baik yang ia lihat dari pernyataan
semua agama benar adalah Dudung ingin mengajak masyarakat untuk membangun
toleransi dan persatuan, serta mengingatkan agar jangan karena perbedaan agama
kemudian kita terpecah belah.
Anggota DPR Fraksi PPP itu juga menyampaikan pandangan dari
sisi lain, yang ia nilai apa yang dinyatakan Dudung menjadi tidak pas.
"Sisi tidak pasnya dan wajar kalau sejumlah ormas dan
tokoh Islam melakukan koreksi adalah terkait dengan sebagian isi atau
artikulasi yang menyatakan semua agama benar dan fanatik berlebihan. Diksi
semua agama benar itu hal yg tidak pas karena akan selalu menimbulkan kontroversi,"
papar Arsul.
Lebih bijak misalnya mengganti diksi dengan ungkapan bahwa
semua agama mengajarkan kebenaran kepada umatnya sesuai keyakinan dan tata
caranya masing-masing.
"Karena semuanya mengajak kepada kebenaran maka ketika
masing-masing berbeda dalam menuju kebenaran, jangan menjadikan kemudian kita
ini terpecah belah dan bertindak yang mengancam persatuan dan kesatuan
bangsa," ujar Arsul.
Sebut Semua Agama Benar
Panglima Kostrad (Pangkostrad), Letjen TNI Dudung Abdurachman
meminta para prajuritnya untuk tidak fanatik berlebihan dalam beragama dan
lebih bijak dalam menerima informasi yang beredar di media sosial.
“Bijaklah dalam bermain media sosial sesuai dengan aturan
yang berlaku bagi prajurit. Hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama.
Karena semua agama itu benar di mata Tuhan,” kata Jenderal Dudung seperti
dilansir dari laman resmi Kostrad.
Pesan itu disampaikan Dudung saat berkunjung ke Batalyon
Zipur 9 Kostrad, Ujungberung, Bandung, Jawa Barat. Senin (13/09/2021).
Dalam kunjungan kerja itu Dudung didampingi oleh Ketua Persit
KCK Gabungan Kostrad Ibu Rahma Dudung Abdurachman didampingi Ir Kostrad Mayjen
TNI Ilyas Alamsyah, Pangdivif 1 Kostrad Mayjen TNI Dedy Kusmayadi, Kapok Sahli
Pangkostrad para Asisten Kaskostrad, Kapen Kostrad dan Kakum Kostrad.
Di hadapan para anggota dan Persit Batalyon Zipur 9 Kostrad,
Jenderal Dudung juga mendorong untuk membiasakan pola pikir positif dan sikap
penuh syukur.
“Sebagai prajurit, kita harus bersyukur dengan kondisi
keluarga saat ini masih diberikan kesehatan, bersyukurlah mempunyai istri
apapun bentuknya, karna itu semua adalah pilihan kita,” tambah Pangkostrad.
Pangkostrad juga menekankan dalam setiap melaksanakan latihan
ataupun tradisi masuk satuan harus profesional dan proporsional.
Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman (Antara) |
“Laksanakanlah pembinaan tradisi kepada prajurit yang baru
masuk secara keras sesuai aturan, tetapi bukan kasar. Karena tujuan dari
tradisi satuan adalah untuk membangun kebanggaan dan jiwa korsa tanpa kekerasan
maupun tindakan-tindakan yang dapat merugikan diri sendiri dan satuan,” ujar
Pangkostrad.
Diakhir arahannya, Pangkostrad berpesan kepada seluruh
prajurit Batalyon Zipur 9 Kostrad untuk menjadi prajurit Kostrad yang selalu
menjadikan tugas sebagai tujuan utama dan selalu di cintai Rakyat dan menjaga
kehormatan dimanapun bertugas dan berada. (suara)