SANCAnews – Presiden Joko Widodo telah
beberapa kali menyatakan bahwa dirinya tidak ingin ada penambahan masa jabatan
presiden. Di sisi lain, kemunculan isu amandemen UUD 1945 yang di dalamnya
terdapat usulan penambahan masa jabatan presiden terus mencuat.
Terkait situasi ini, pengamat politik, Jerry Massie,
mengemukakan sebuah istilah, leadership is not about position but is an action.
Bahwa kepemimpinan seharunya menjalankan aksinya, bukan malah hanya sekadar
jabatan.
Maka dari itu, kata Jerry, jika seorang pemimpin mengejar
jabatan bukan aksi dalam membangun negara, hal itu bisa membahayakan negara.
Bahkan dirinya sendiri.
“Bisa depresi dia, karena akan mengejar terus apa yang dia
inginkan,” kata Jerry dalam acara diskusi virtual bertajuk "Petik
Pelajaran, Ngotot 3 Periode Presiden Guinea Digulingkan", Rabu (15/9).
Jerry meminta agar pemerintah harus rasional dalam bersikap.
Terlebih adanya isu amandemen UUD 45 ini yang memunculkan usulan penambahan
masa jabatan presiden.
“Saya paling ngeri begini lho, pura-pura enggak mau tapi mau.
Saya enggak mau gado-gado, tapi saya pengen gado-gado. Saya menolak, tapi yang
jopro ini jalan terus,” ucap Direktur Political and Public Policy Studies (P3S)
ini.
Jerry juga melihat ada banyak tokoh potensial yang bisa maju
untuk menjadi presiden. Sehingga mereka sudah seharusnya diberikan kesempatan
untuk melakukan perubahan bagi bangsa.
“Ini 2024 banyak calon kuat, ada Anies Baswedan, AHY, Ganjar
Pranowo, Prabowo, kan banyak,” tandasnya.
Selain Jerry Massie, acara diskusi ini juga menghadirkan
sejumlah narasumber lain. Seperti Kepala Komunikasi Strategis Parta Demokrat,
Herzaky Mahendra Putra; analis komunikasi politik, Hendri Satrio, dan Direktur
Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago. (rmol)