SANCAnews – Pengamat Politik Adi Prayitno
memprediksi bahwa apabila wacana Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjabat
yang ketiga periode benar terjadi maka bisa berbahaya bagi demokrasi Indonesia.
Menurut Adi, para kelompok elite juga harus mengetahui bahwa
dengan memaksakan Presiden Jokowi menjadi 3 periode bisa menyebabkan terjadinya
gerakan ekstra parlementer yang sama seperti pada tahun 1998 silam.
Terlebih di tahun 2024 mendatang akan adanya beberapa
tokoh-tokoh kunci seperti Anies Baswedan, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan
Jusuf Kalla (JK).
Hal tersebut diungkapkan oleh Adi Prayitno saat diundang ke
kanal YouTube Karni Ilyas Club dalam sebuah video berjudul DEBAT PANAS DUA
"MISIONARIS" ADI PRAYITNO : "JOKOWI TIGA PERIODE...BISA KALAH
SAMA ANIES!" – KIC” yang diunggah pada Jumat (3/9/2021).
"Makannya hati-hati sebenarnya, dengan 3 periode Jokowi,
karena ini akan memungkinkan begitu banyak calon alternatif yang tidak pernah
dipikirkan sebelumnya," kata Adi Prayitno.
Selain itu bisa saja jika Jokowi lanjut menjadi presiden
selama 3 periode akan menimbulkan hal-hal fatal yang mengganggu kedamaian
Indonesia itu sendiri.
"Akan ada resistensi dari kelompok-kelompok civil
society yang belakangan agak mengendap, mural ini kan hanya awalan,
bagaimana kelompok-kelompok kritis itu
secara perlahan sudah mulai bangkit," ungkap Adi Prayitno.
"Ditambah isu amandemen, ditambah isu memundurkan
pemilu, soal jabatan presiden (Jokowi) 3 periode, saya kira suasananya saya
khawatir seperti 98, bahwa gerakan ekstra parlementer 1998 akan menjadi bola
besar yang kemudian tidak bisa dikendalikan oleh siapapun," pungkas Adi.
Nantinya menurut Adi bahwa yang menggerakan insiden itu
berasal dari civil society yang berhasil mengkonsolidasikan politik diseluruh
titik kekuatan.
"Jangankan (rezim Jokowi) yang saat ini, Orde Baru pun
tumbang, karena dulu orde baru itu hampir 90 persen menguasai semua jejaring
politik, partai dikendalikan, birokrasi dikendalikan, ekonomi dikendalikan,
infra dan suprastruktur semua dikendalikan, tumbang oleh kekuatan civil
society," tukasnya.
Dengan begitu Adi menyarankan agar masyarakat Indonesia untuk
dapat menolak amandemen, tolak 3 periode dan tolak perpanjangan jabatan
Presiden dan DPR dalam rangka menghargai keindahaan tuhan di dalam demokrasi Indonesia.
"Bagaimana demokrasi ini tumbuh bagi kita, tolak
amandemen, tolak (Jokowi) 3 periode, dan tolak perpanjangan jabatan presiden
dan DPR, karena tidak ada gunanya, kita (rakyat) yang banyak dirugikan dan
hanya elit yang diuntungkan," imbuh Adi. (poskota)