SANCAnews – Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan ‘curhat’ usai melaporkan Direktur Eksekutif Haris Azhar dan Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti atas dugaan pencemaran nama baik.

 

Melalui akun Instagram pribadinya, Luhut kemudian membagikan gambar berisi tulisan yang menyinggung soal kritk.

 

“Kebebasan berekspresi bukanlah sesuatu yang absolut,” tulis Luhut dalam keterangannya, Rabu (22/9/2021).

 

Dalam tulisan itu, Luhut mengawali dengan menceritakan kondisi di Kemenko Kemaritiman dan Investasi.

 

Dengan staf, Luhut mengaku biasa memperbincangkan isu yang sedang viral, baik di media massa maupun media sosial.

 

“Ketika bekerja, tak jarang kami berdebat, saling mengkritik dan berdiskusi panjang,” tulis Luhut.

 

Karena itu, dirinya pun sangat terbiasa dengan kritik dan masukan yang diberikan oleh siapapun.

 

“Dari siapapun tanpa pandang usia, bahkan status sosial,” sambungnya.

 

Luhut juga mengaku senang dengan banyaknya acara dialog. Baik di media massa maupun media sosial yang dilakukan publik figur.

 

Sebab, melalui acara itu, para pejabat bisa mendengar kritikan dan saran dari masyarakat.

 

“Dengan catatan bahwa setiap kritikan dan masukan pasti ada sebab yang masuk akal melatarbelakanginya.” tekan dia.

 

Menurutnya, kritik akan sangat baik jika disampaikan dengan duduk bersama dan berdialog.

 

Ia merasa, akan tidak elok ketika mengkritik tetapi tidak berbicara langsung kepada yang dikritik.

 

“Alih-alih meminta klarifikasi, malah membicarakan hal yang belum juga jelas dan benar faktanya,” jelasnya.

 

Singgung Permintaan Maaf

Luhut mengaku, akhir-akhir ini kerap menemui sejumlah penyesatan opini, fitnah dan kebohongan.

 

Juga tuduhan tak mendasar yang dialamatkan kepada seseorang atau lembaga tertentu yang disebarkan melalui media sosial.

 

Luhut juga mengaku mendapat banyak kiriman tautan media sosial melalui pesan singkat yang menyasar sejumlah menteri, termasuk dirinya.

 

Apalagi, judul yang dibubuhkan dalam media sosial itu penuh dengan penyesatan opini.

 

Ia menyatakan, dirinya sejatinya tidak pernah mempermasalahkan pendapat orang lain terhadap dirinya.

 

Sebab, ia memahami perbedaan pendapat itu pasti ada dan inilah berkah Tuhan YME sesungguhnya.

 

“Terlebih kita tinggal di negara demokrasi dimana kebebasan berpendapat dihargai,” imbuhnya.

 

Akan tetapi, tegasnya, kebebasan berpendapat itu harus disertai etika dan bertanggungjawab.

 

Luhut kemudian mempertanyakan tudingan yang disebut berdasarkan riset tapi tidak pernah melakukan kklarifikasi kepada yang bersangkutan.

 

“Tuduhan yang tak berdasar dibuat oleh mereka sendiri, mengapa yang dituduh selalu harus klarifikasi?” tanya dia.

 

“Sementara yang menuduh tidak pernah ditantang untuk mengklarifikasi?” sambung Luhut.

 

Karena itu, ia mengingatkan semua pihak agar bisa bertanggungjawab atas segala pendapat dan ekspresi yang diutarakan.

 

Jika memang itu salah, maka sudah semestinya yang bersangkutan menyampaikan permintaan maaf kepada yang dituduh.

 

“Karena meminta maaf tidak lantas membuat kita menjadi rendah, dan memberi maaf tidak lantas membuat kita lemah,” tegasnya. (pojoksatu)





Label:

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.