SANCAnews – Kementerian Keuangan (Kemenkeu)
didesak untuk menjelaskan kepada publik terkait selisih anggaran Pemulihan
Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 147 triliun sepanjang tahun 2020.
Hal itu ditekankan wartawan seior Hersubeno Arief terkait
temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI yang menyebut alokasi Pemulihan
Ekonomi Nasional (PEN) pada APBN 2020 mencapai Rp 841,89, T.
Nilai tersebut lebih besar dari pernyataan Kementerian
Keuangan yang menyatakan biaya program Penanganan Covid-19 Pemulihan Ekonomi
Nasional (PCPEN) sebesar Rp 695,2 triliun. Merujuk data tersebut, maka ada
selisih Rp 147 triliun yang perlu mendapat penjelasan lebih lanjut dari
Kemenkeu.
"Kita sekarang menunggu penjelasan dari Kemenkeu mengapa
dana sebesar Rp147 T itu 'disembunyikan' atau tidak diumumkan kepada
publik?" kata Hersubeno dalam kanal YouTube Hersubeno Point yang diunggah
pada beberapa jam lalu, Rabu (8/9).
Menurut Hersu, selisih Rp 147 triliun itu bukanlah angka yang
kecil dan sangat tidak rasional apabila tidak tercatat dalam laporan
Kementerian yang dibawahi Sri Mulyani Indrawati.
"Atau emang ada masalah lain? Ini pemerintah yang harus
menjawab dan menjelaskan kepada publik," cetusnya.
Selisih hingga Rp 147 triliun tentu sangat besar di tengah
kebutuhan APBN yang terus meningkat dan juga pandemi di Tanah Air yang belum
menunjukkan titik akhir. Belum lagi, publik sudah cenderung tidak percaya
kepada pemerintah.
Jika tidak ada penjelasan dari pemerintah, maka hal ini akan
menjadi sangat sensitif dan bisa jadi bola liar.
"Jadi kalau sekarang ada dana sampai Rp 147 triliun yang
tidak dijelaskan, tidak dibuka kepada publik oleh Kemenkeu, makanya wajar kalau
publik curiga," pungkasnya. (rmol)