SANCAnews – Sindiran yang dilontarkan Tenaga
Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin kepada ekonom senior DR.
Rizal Ramli dibalas Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan
Sumule.
Dalam sindiran itu, Ali Mochtar Ngabalin mengomentari artikel
berita berjudul “Kata Rizal Ramli, Jokowi Lebih Layak Dipenjara Sebab Banyak
Tebar Berita Bohong”.
Secara tersirat, Ali Ngabalin menyebut Rizal Ramli sebagai
orang yang pendendam karena sakit hati yang dalam hingga ke sumsum tulang
belakang.
“Nafsunya melebihi akal sehat dan yang tertinggal dalam
otaknya hanya septic tank tunggu waktunya karena sudah bau tanah. Waktu
menjabat nggak tahu prestasi apa yang dibuat, akhirnya dipecat OMG,” tutur Ali
Ngabalin lewat Twitter pribadinya, Senin (13/9).
Iwan Sumule menilai pernyataan Ali Ngabalin tidak pantas
keluar dari mulut seorang pejabat negara yang berada di lingkaran istana.
Pertama, karena bahasa yang digunakan sama sekali bukan
cerminan seseorang yang patut jadi teladan anak bangsa.
Kedua, Ali Ngabalin justru menunjukkan bahwa pemerintah anti
terhadap kritik. Pasalnya, apa yang disampaikan Rizal Ramli merupakan bentuk
kritikan atas apa yang dijanjikan Presiden Jokowi selama ini dan tidak pernah
terbukti.
“Mulai dari ekonomi meroket 7 persen, mobil Esemka, stop impor, stop utang, mana yang terbukti?” ujarnya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Senin siang (13/9).
Di satu sisi, Ali Ngabalin juga seperti tidak berkaca atas
ucapannya itu. Sebab, selama ini publik juga belum mendengar apa prestasi
mentereng dari Ali Ngabalin yang patut dibanggakan.
“Jadi komisaris BUMN dan TA KSP ko (kau) ada prestasi?” tanya
Iwan Sumule dengan menggunakan bahasa Indonesia timur.
Sejauh ini, sambungnya, publik hanya tahu bahwa Ali Ngabalin
merupakan sosok yang pandai membanggakan sang tuan.
“Jadi penjilat ko (kau) bangga. Tara (tidak) tahu diri, bikin
malu,” tutupnya. []