SANCAnews – Publik masih terus mempertanyakan
wacana penambahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode kepada pemerintah
dan parlemen. Sebab, jika wacana ini direalisasikan, dikhawatirkan akan memicu
kemarahan publik dalam gelombang yang cukup besar seperti pada era Reformasi
1998 lalu.
Pertanyaan yang sama juga ada di benak pengamat politik Jerry
Massie. Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) ini memperkirakan
akan terjadi keributan jika pemerintah dan parlemen memaksakan penambahan masa
jabatan presiden lewat amandemen UUD 1945.
"Chaoes itu bakal datang, chaos itu kan datang dan pergi
seperti reformasi. Nah kalau kita mau bikin lagi, apakah ini bakal reformasi
jilid dua? Saya enggak tahu ya,” ucap Jerry
dalam acara diskusi virtual bertemakan "Petik Pelajaran, Ngotot 3
Periode Presiden Guinea Digulingkan, Rabu (15/9).
Jerry meminta Jokowi mencontoh mantan Kapolri Jenderal (Purn)
Sutarman yang memilih hidup dalam dengan keluarganya sambil bercocok tanam.
"Pak Jokowi sudah betul tinggalkan legasi seperti itu.
'Saya ingin tinggalkan Solo menikmati hidup kayak mantan Kapolri Pak Jenderal
Sutarman', dia balik kampung. Ada waktunya kita duduk, ada waktunya kita
berdiri,” tandasnya.
Selain Jerry Massie, acara diskusi ini juga menghadirkan
sejumlah narasumber lain. Seperti Kepala Komunikasi Strategis Parta Demokrat,
Herzaky Mahendra Putra; analis komunikasi politik, Hendri Satrio, dan Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi
Syarwi Chaniago. (rmol)