SANCAnews – Pembongkaran patung tiga jenderal Indonesia di Kostrad menjadi perbincangan. Kabar pembongkaran diorama itu pertama disampaikan oleh mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dalam sebuah diskusi virtual "TNI vs PKI" 26 September 2021.
Dalam diskusi itu, Gatot mengungkapkan soal adanya indikasi
upaya untuk menghilangkan sejarah terkait peristiwa G30S/PKI dari upaya
pembongkaran diorama tiga jenderal itu. Ketiga jenderal yang dimaksud ialah
Presiden Kedua RI Soeharto, Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo, dan
Jenderal AH Nasution.
Terkait hal itu, Kepala Penerangan Kostrad Kolonel Inf
Haryantana menyatakan pembongkaran murni dilakukan pihak museum atas permintaan
Panglima Kostrad ke-34 Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution. Azmyn
adalah pencetus dibuatnya diorama ketiga jenderal itu.
"Bahwa pembongkaran patung-patung tersebut atas
keinginan dan ide Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution, karena pada
saat menjabat Pangkostrad periode 9 Agustus 2011-13 Maret 2012, beliau yang
membuat ide untuk pembuatan patung-patung tersebut," ujar Haryantana dalam
keterangan tertulisnya, Senin (27/9).
Keinginan pembongkaran itu, menurut Haryantana, pertama
diungkapkan oleh Azmyn saat menemui Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman.
Dalam pertemuan itulah Azmyn buka-bukaan kepada Dudung soal alasan yang
mendasarinya membongkar diorama itu.
"Pada Hari Senin, tanggal 30 Agustus 2021, Panglima Kostrad ke-34 Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution didampingi Kaskostrad dan Irkostrad bersilaturahmi kepada Pangkostrad yang bertujuan meminta untuk pembongkaran patung-patung tersebut," ucap Haryantana.
Letnan Jenderal TNI (Purn.) Azmyn Yusri Nasution meminta untuk patung-patung yang telah dibuatnya untuk dibongkar demi ketenangan lahir dan batin, sehingga pihak Kostrad mempersilakan.--Kapen Kostrad Kolonel Inf Haryantana
Karenanya, ia menegaskan bahwa tidak ada maksud Kostrad untuk membongkar ketiga diorama itu selain untuk memenuhi keinginan dari pencetus didirikannya diorama itu.
"Disimpulkan bahwa Kostrad tidak pernah membongkar atau
menghilangkan patung sejarah (penumpasan G30S/PKI) Museum Darma Bhakti di
Markas Kostrad, tapi pembongkaran patung-patung tersebut murni permintaan
Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution sebagai pembuat ide dan untuk
ketenangan lahir dan batin," tutupnya.
Berikut pernyataan lengkap Kostrad:
Klarifikasi Pembongkaran Patung di Museum Dharma Bhakti di
Markas Kostrad
Kostrad mengklarifikasi adanya pemberitaan dalam diskusi
bertajuk “TNI Vs PKI” yang digelar Minggu malam (26/9/2021).
Dalam diskusi yang digelar secara daring itu, diputar sebuah
klip video pendek yang memperlihatkan Museum Dharma Bhakti di Markas Komando
Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) di kawasan Gambir, Jakarta Pusat.
Museum itu berada di bekas ruang kerja Panglima Kostrad
(Pangkostrad) Mayjen Soeharto ketika peristiwa G30S/PKI terjadi.
Di dalam museum itu tadinya terdapat diorama yang
menggambarkan suasana di pagi hari, 1 Oktober 1965, beberapa jam setelah enam
Jenderal dan seorang Perwira muda TNI AD diculik PKI yang ada di tubuh pasukan
kawal pribadi presiden, Cakrabirawa.
Adegan yang digambarkan adalah saat Mayjen Soeharto menerima
laporan dari Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) Kolonel Sarwo
Edhie Wibowo.
Sementara Menteri/Panglima TNI Angkatan Darat Jenderal AH
Nasution yang selamat dari upaya penculikan PKI beberapa jam sebelumnya duduk
tidak jauh dari Soeharto dan Sarwo Edhie.
Dalam ruang kerja Pak Harto ada patung Pak Harto, Pak Sarwo
Edhie, dan Pak Nasution yang menggambarkan saat kritis (setelah penculikan enam
Jenderal TNI AD) dan rencana menyelamatkan negara dari pengkhianatan PKI,
sekaligus peran utama Panglima Angkatan Darat, Pangkostrad, dan Resimen Parako
yang kini menjadi Kopassus.
Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diklarifikasi
terkait diskusi bertajuk “TNI Vs PKI” yang digelar secara daring tersebut :
1. Bahwa tidak
benar Kostrad mempunyai ide untuk
membongkar patung Pak Harto, Pak Sarwo Edhie, dan Pak Nasution yang ada dalam
ruang kerja Pak Harto di Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad.
2. Pada Hari Senin,
tanggal 30 Agustus 2021, Panglima Kostrad ke-34 Letnan Jenderal TNI (Purn.)
Azmyn Yusri Nasution didampingi Kaskostrad dan Irkostrad bersilaturahmi kepada
Pangkostrad yang bertujuan meminta untuk pembongkaran patung-patung tersebut.
3. Bahwa
pembongkaran patung-patung tersebut atas keinginan dan ide Letnan Jenderal TNI
(Purn.) Azmyn Yusri Nasution, karena pada saat menjabat Pangkostrad periode (9
Agustus 2011 s/d 13 Maret 2012) beliau
yang membuat ide untuk pembuatan patung-patung tersebut.
4. Letnan
Jenderal TNI (Purn.) Azmyn Yusri Nasution meminta untuk patung-patung yang
telah dibuatnya untuk di bongkar demi ketenangan lahir dan batin, sehingga
pihak Kostrad mempersilahkan.
5. Bahwa tidak benar Kostrad menghilangkan patung sejarah
(penumpasan G30S/PKI). Pembongkaran
patung-patung murni keinginan Letnan Jenderal TNI (Purn.) Azmyn Yusri
Nasution sebagai pembuat ide.
Demikian informasi sekaligus klarifikasi yang perlu kami
sampaikan.
Kami berharap adanya kerja sama yang baik dengan rekan-rekan
media terkait pemberitaan yang sudah beredar, sehingga tidak meresahkan dan
merugikan Institusi TNI, TNI AD khususnya Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung
Abdurachman, S.E., M.M .
Disimpulkan bahwa Kostrad tidak pernah membongkar atau menghilangkan
patung sejarah (penumpasan G30S/PKI) Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad,
tapi pembongkaran patung-patung tersebut murni permintaan Letnan Jenderal TNI
(Purn.) Azmyn Yusri Nasution sebagai pembuat ide dan untuk ketenangan lahir dan
batin. (Penkostrad).
Autentikasi
Kapen Kostrad, Kolonel Inf Haryantana, S.H.