SANCAnews – Gubernur
DKI Jakarta Anies Baswedan saat ini seperti sosok Susilo Bambang Yudhoyono di
tahun 2009 dan Joko Widodo di tahun 2014 yang memiliki elektabilitas tinggi,
sehingga dengan siapapun Anies maju akan berpeluang menang.
Demikian
antara lain disampaikan pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul
Jamiluddin Ritonga kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (11/8).
“Untuk saat
ini siapa pun yang dipasangkan dengan Anies akan terdongkrak elektabilitasnya,”
kata Jamiluddin.
Hanya saja,
lanjut Jamiluddin, Anies tidak pas jika dipasangkan dengan Ketua DPR RI Puan
Maharani. Sebabnya, mayoritas pendukung fanatik Anies pada umumnya tidak
menyukai PDIP, termasuk Puan.
Disisi lain,
pendukung Puan yang masih rendah elektabilitasnya dan pada umumnya juga tidak
menyukai Anies. Termasuk kader PDIP juga
pada umumnya tidak menyukai Anies.
“Jadi, kalau
Anies dan Puan dipasangkan, maka elektabilitas duet ini justru akan turun.
Pendukung Anies dan Puan berpeluang besar akan menarik dukungannya sehingga
merugikan Anies dan Puan sendiri,” tandas Jamal.
Berbeda
cerita, menurut penulis buku Tipologi Pesan Persuasif ini ketika Anies berpasangan
dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY. Selain
pendukung keduanya tidak terlibat konflik, kedua massa pendukung juga bisa
saling menerima.
“Jadi, kalau
Anies berpasangan dengan AHY, elektabilitas duet ini berpeluang akan meningkat.
Hal itu sudah ditunjukkan oleh hasil survei terakhir yang menunjukkan
elektabilitas Anies-AHY paling tinggi dibandingkan duet lainnya,” tandas
Jamiluddin.
Menurut dia,
elektabikitas Anies-AHY diperkirakan akan terus meningkat bila duet ini tidak
melakukan kesalahan fatal hingga 2024. Karena itu, sudah saatnya partai lain
mengelus dan menjaga duet Anies - AHY agar tidak terjerumus pada hal-hal yang
fatal.
“Partai
Demokrat, PKS, Nasdem, PPP, dan PAN, kiranyanya dapat menjaga duet tersebut dan
mengusungnya pada Pilpres 2024. Duet ini tampaknya menjadi harapan rakyat yang
kecewa terhadap Jokowi dan Prabowo,” ungkap Jamil. []