SANCAnews – Indonesia bukan milik PDI Perjuangan atau Soekarnoisme saja, tetapi untuk semuanya karena Ulama Islam juga terlibat dalam Kemerdekaan Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin yang setuju dengan pernyataan Kyai Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha.
"Benar sekali apa yang diucapkan Gus Baha, justru karena
itu PDIP harus dibubarkan karena sudah sangat berbahaya untuk keutuhan bangsa
serta mengancam ideologis bangsa," ujar Novel kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (22/8).
Sehingga, Novel pun juga meminta agar tanggal merah 1 Juni
juga harus dihapuskan karena adanya keinginan dijadikan sebagai Soekarnoisme.
"Dan tanggal 1 Juni dijadikan sebagai hari lahir
Pancasila sebagai pembodohan dan pendangkalan. Akidah serta mengarah kepada
nasakom karena sejatinya Pancasila adalah rumusan ulama dan warisan ulama dan
Pancasila 18 Agustus 1945 lah yang sah dengan dijiwai Pancasila 22 Juni
1945," jelas Novel.
Novel pun memberikan alasan PDIP harus dibubarkan. Yaitu
karena PDIP dianggap sebagai inisiator RUU Haluan Ideologi Pancasila (HI) yang
ingin mengganti Pancasila dengan Eka Sila dan juga dianggap ingin menghapus Tap
MPRS 25/1966 tentang larangan komunisme, Marxisme dan Leninisme.
"Makanya PDIP harus dibubarkan bukan malah mengusung
Puan dan Ganjar karena diduga terlibat kasus korupsi e-ktp dan juga bansos dan
malah Puan memajang baliho di saat rakyat pedih atas wabah corona yang telah
membuat susah karena pemerintah gagal mengatasi corona sampai yang meninggal
adalah paling terbesar di dunia," terang Novel.
"Malah pemerintah bukan sibuk urus corona justru bansos
corona dikorupsi justru pemerintah malah sibuk kriminalisasi ulama dengan dalil
corona padahal pelanggaran prokes dilakukan Jokowi dan anaknya dan Jokowi juga
gak minta maaf atas kurang lebih 120 ribu yang wafat," pungkas Novel.
Dalam video yang viral di media sosial, Gus Baha menyampaikan
penjelasan tentang adanya orang-orang yang pro dengan Megawati mendewakan
Soekarno.
"Orang yang pro Megawati itu begitu mendewa-dewakan
Soekarno seakan-akan Indonesia itu dimulai dari Bung Karno, sampai ada hal
Soekarnoisme," kata Gus Baha dalam video yang beredar.
Gus Baha membenarkan bahwa Soekarno merupakan deklarator kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi kata Gus Baha, umat Islam atau partai-partai Islam tidak kecil hati karena embrio yang bernama Indonesia ada pada 1908, sebelum adanya partai nasionalis yang berani melawan kolonialisme Belanda.
Bahkan kata Gus Baha, pertama kali yang mencetus ide melawan
Belanda adalah Kiai Islam, yaitu dengan membuat Serikat dagang Islam yang
berubah menjadi serikat Islam dan menjadi Partai Islam.
"Ya kita tidak mungkin tidak hormati Soekarno, beliau
sebagai pahlawan besar kita hormati, tapi kebesaran Pak Karno demi bangsa
Indonesia jangan kemudian direduksi, disederhanakan hanya melewati partai. Itu
kan namanya pengkerdilan. Tentu Pak Karno bikin negara ini ya untuk semua
bangsa, bukan untuk PDIP saja, bukan untuk partai-partai marhaenisme saja, juga
bukan partai-partai yang berpaham Soekarnoisme saja," pungkas Gus Baha. []