SANCAnews – Kondisi Sumatera Barat saat ini
dinilai Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, tidak lagi
seperti dulu. Terutama soal minimnya tokoh nasional yang muncul dari wilayah
tersebut.
"Dulu saya tahu banyak sekali tokoh dari Sumbar. Kenapa
menurut saya sekarang kok kayaknya tidak sepopuler dulu atau emang tidak ada
produknya?" ucap Megawati dalam acara yang digelar oleh Badan Nasional
Kebudayaan Pusat (BKNP) PDIP secara virtual, Kamis (12/8).
Megawati pun menyebut ketokohan Mohammad Hatta, yang
merupakan Proklamator Republik Indonesia bersama Soekarno. Selain itu, Mega
juga menyebut Sumbar sebagai wilayah dengan gotong royong yang kental.
"Coba bayangkan, tadi sudah ditampilkan siapa Bung Hatta
dari masa kecil. Saya pernah ke Bukittinggi, makanya sampai saya dapat gelar.
Jadi dulu kalau ke Sumbar saya melihat, saya dapat merasakan, sebuah naluri
kegotongroyongan, karena tentu sangat kental tradisi keislamannya,"
ujarnya.
"Tapi juga pada saat bersamaan menempatkan peran tokoh
adat yang disebut ninik mamak, alim ulama, kaum cadiak pandai (intelektual),
semuanya merupakan kepemimpinan yang khas yang disebut Minangkabau bukannya
istilah, tapi seperti panggilan," imbuh Megawati.
Megawati kini merasa aneh terhadap kondisi Sumbar. Bahkan dia
mengaku sering di-bully soal Sumbar.
"Kok malah ke sini, saya mulai berpikir, saya sering
berdiskusi karena di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) saya sebagai
ketua dewan pengarah. Itu ada Buya Syafi'i, saya suka bertanya kepada beliau
kenapa Sumbar yang dulu pernah saya kenal sepertinya sekarang sudah mulai
berbeda," tuturnya.
"Saya sampai bingung kenapa saya di-bully, padahal dari
yang saya dapatkan sebuah pengertian itu kan ada Bundo Kandung. Jadi itu yang
maksud saya. Apakah itu sudah tidak berjalan lagi," tandas Megawati.
(rmol)