SANCAnews – Kecewa dengan penerapam Pemberlakuan Pembataan
Kegiatan Masyarakat (PPKM), Ketua Harian Asosiasi Kafe dan Restoran (AKAR) Gan
Bonddilie melakukan Percobaan bunuh diri.
Bonddilie dikabarkan melakukan percobaan bunuh diri di depan
gerbang masuk Balai Kota Bandung, Rabu (4/8), sekitar pukul 13.00 WIB.
Berdasarkan keterangan seorang sumber yang diterima Kantor
Berita RMOLJabar, Bonddilie mengaku akan berorasi berkaitan penolakan
perpanjangan PPKM di Kota Bandung.
Nahas, di depan gerbang masuk Balai Kota Bandung, Bonddilie
tiba-tiba menusukkan pisau tepat di lehernya.
"Ini (foto KTP) kiriman dari intel Polsek, atas nama Gan
Bonddilie kelahiran 1982," kata seorang anggota PMI, Andi Yoga Pratama
yang menggotong korban untuk dirujuk ke RSHS Kota Bandung, Rabu (4/8).
"Tadi pas dicek alhamdulillah masih ada denyut nadi,
tekanan oksigen masih ada. Saya tadi ngangkut aja, lukanya di sini (leher) dan
perut diduga karena pisau, sekarang di RSHS," imbuhnya.
Sementara itu, petugas Satuan Pengaman (Satpam) Balai Kota
Bandung, Shandy mengaku baru mengetahui adanya peristiwa tersebut karena ada
seseorang yang meminta tolong.
"Tadi ada yang minta tolong, pas dicek sudah terkapar di
jalan sudah tergeletak, saya samperin dan saya kira kecelakaan lalu
lintas," katanya.
Shandy juga membenarkan adanya luka sayatan di leher dari
orang yang diduga Ketua Harian AKAR tersebut.
"Pas saya angkat kok di lehernya ada sayatan, sudah
keluar darah, lukanya agak cukup dalam," ujarnya.
Bonddilie telah dibawa ke IGD RSHS Kota Bandung akibat
pendarahan serius.
Belum diketahui secara pasti motif aksi percobaan bunuh diri
tersebut. Diduga, aksi didasari kekecewaan atas keputusan Pemkot Bandung
terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.
Sebelum peristiwa tersebut terjadi, beredar rekaman audio
yang diduga suara dari Gan Bonddilie di grup-grup WhatsApp.
Dalam rekaman tersebut, pria yang kerap disapa Bonbon
mengungkapkan kekecewaannya terhadap Pemkot Bandung.
"Pastinya saya selaku Ketua Harian AKAR berharap PPKM
ini bisa memberikan kelonggaran khususnya di Bandung dan daerah lain sehingga
teman-teman insan pariwisatabisa kembali membuka usahanya dengan protokol yang
ketat," kata Bonbon di dalam rekaman tersebut.
Dalam rekaman itu Bonbon juga menegaskan aksi yang dilakukan
adalah bentuk kekecewaannya dirinya terhadap Pemkot Bandung.
Menurutnya, Pemkot Bandung tidak berpihak kepada pelaku
usaha, dan malah mengikuti anjuran pemerintah pusat.
Sambil terisak, Bonbon juga mengatakan aksi yang dilakukannya
adalah bentuk perjuangan dari para pelaku usaha.
Ia menyebut, pihaknya hanya ingin agar Pemkot Bandung
memberikan izin dine in bagi pelaku usaha kafe dan restoran. (rmol)