SANCAnews – Pemerintah Singapura
menggelontorkan dana fantastis untuk sejumlah penerima vaksin Covid-19 yang
merasakan efek samping yang berat. Sejauh ini sebanyak 144 orang diberikan
bantuan keuangan setelah efek samping serius usai vaksin. Ganti rugi paling
besar senilai SGD 225 ribu atau setara Rp 2 miliar.
Di bawah Program Bantuan Keuangan Cedera Vaksin (Vifap),
jumlah yang dicairkan adalah tetap. Dan, tergantung pada tingkat keparahan efek
samping dari vaksin Covid-19.
Kementerian Kesehatan (MOH) sejauh ini telah menyetujui
bantuan keuangan senilai SGD 782 ribu kepada 144 orang yang mengalami efek
samping serius yang signifikan secara medis terkait dengan vaksin Covid-19.
Dalam sebuah pernyataan kepada TODAY, Selasa (17/8),
Kementerian menambahkan bahwa dua orang telah menerima masing-masing SGD 225
ribu. Itu pembayaran tertinggi yang mungkin dilakukan di bawah Program Bantuan
Keuangan Cedera Vaksin Pemerintah (Vifap). Tujuannya untuk memberikan
ketenangan pikiran bagi mereka yang mempertimbangkan untuk divaksinasi.
Salah satu kasus adalah seorang anak laki-laki berusia 16
tahun yang pingsan di rumah setelah berlatih angkat beban di gym pada 3 Juli.
Kejadian itu enam hari setelah menerima dosis pertama vaksin Pfizer-BioNTech
atau Comirnaty. Kemenkes Singapura tidak memberikan rincian tentang kasus
lainnya.
Anak laki-laki berusia 16 tahun itu mengalami miokarditis
parah akut, atau radang otot jantung, yang menyebabkan serangan jantung. Dia
sekarang menjalani rehabilitasi rawat inap dan kemungkinan akan dipulangkan
dalam beberapa minggu mendatang.
“Miokarditis kemungkinan merupakan efek samping serius yang
disebabkan oleh vaksin, yang mungkin diperparah oleh angkat berat yang berat
dan konsumsi kafein yang tinggi melalui minuman energi dan suplemen,” kata
Kementerian Kesehatan Singapura.
Vifap sendiri adalah inisiatif yang memberikan bantuan
keuangan kepada mereka yang mengalami efek samping serius yang dinilai terkait
dengan vaksin Covid-19 yang mereka ambil di bawah program vaksinasi nasional.
Kemenkes menyatakan di situs webnya bahwa jumlah yang dicairkan melalui program
ini adalah tetap dan tergantung pada tingkat keparahan efek samping. Efek
samping berat adalah yang dapat berpotensi mengancam jiwa atau fatal,
memerlukan rawat inap di rumah sakit, atau menyebabkan ketidakmampuan atau
kecacatan terus-menerus.
Situs web tersebut menyatakan bahwa kasus yang bisa
mengakibatkan kematian atau cacat parah permanen akan mendapatkan pembayaran
sebesar SSGD 225 ribu. Mereka yang divaksinasi sampai harus mendapatkan
perawatan intensif akan mendapatkan SGD 10 ribu atau setara Rp 100 juta.
Sedangkan mereka yang memerlukan rawat inap dan penanganan medis hingga
pemulihan, akan mendapatkan SGD 2 ribu atau setara Rp 20 juta.
Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan bahwa jumlah tersebut tidak dimaksudkan untuk mengganti biaya medis yang terkait dengan efek samping. Bulan lalu, Menteri Kesehatan Ong Ye Kung mengatakan di parlemen bahwa jumlah yang disetujui berdasarkan skema pada 25 Juni adalah SGD 451 ribu, yang harus dibayarkan kepada 102 orang yang menderita efek samping serius usai divaksin Covid-19. (jawapos)