SANCAnews – Ditangguhkannya akun Twitter milik
dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando Cs dianggap biasa saja karena
mereka akan kembali membuat akun baru dan kembali melakukan provokasi.
Begitu tanggapan Ketua Umum (Ketum) Komite Nasional Pemuda
Indonesia (KNPI), Haris Pertama menanggapi ditangguhkannya akun Ade Armando,
Deni Siregar dan kawan-kawannya oleh pihak Twitter.
"Terkait suspend yang dilakukan pihak Twitter bagi kita
itu biasa-biasa saja," ujar Haris kepada Kantor Berita Politik RMOL,
Minggu (8/8).
Akan tetapi, Haris menilai apa yang dilakukan oleh pihak
Twitter kepada mereka semua sudah tepat. Sebab, Ade Armando dianggap secara
akal sehat sering melakukan tindakan bermuatan Suku, agama, ras dan
antargolongan (SARA).
"Tapi biasa-biasa aja selama orang yang melakukan,
pemilik akun seperti Ade Armando itu tidak bertaubat, dia akan membuat
akun-akun baru yang akan membuat provokasi-provokasi atau tulisan yang
mengandung SARA," kata Haris.
Apalagi, Haris menganggap bahwa Ade Armando telah membuat
perpecahan sesama anak bangsa di media sosial dengan tulisan-tulisannya Ade
yang provokatif dan SARA.
"Ibarat Iblis yang selalu menginginkan perpecahan atau
pertengkaran sesama anak manusia, terutama bangsa Indonesia. Ada aja yang
dilakukan oleh dia, bahwa setiap twittan-twittan dia, setiap tulisan-tulisan
dia, selalu merendahkan selalu menghina, selalu misalnya bawa-bawa unsur SARA.
Ini yang tidak boleh," tegas Haris.
Seharusnya sambung Haris, Ade yang merupakan seorang dosen
membuat tulisan-tulisan yang baik dan mendidik.
"Ini kan pemikiran-pemikiran Ade Armando ini bukan baik
dan mendidik, ini pemikiran manusia yang tidak berpendidikan, mungkin ada juga
manusia tidak berpendidikan di Indonesia tapi kata-katanya bagus kok
sopan," terang Haris.
Dengan demikian, Haris menyarankan agar Ade Armando Cs untuk
segera bertaubat dan tidak kembali melakukan provokasi di media sosial.
"Iya bertaubatlah dalam menulis. Kan agama Ade Armando ini Islam, cobalah dia taubat baca lagi dua kalimat syahadat, kembali lagi ke jalan Allah," pungkas Haris. (pojoksatu)