SANCAnews – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan alasan
mengumumkan nama orang-orang di media nasional untuk menagih utang mereka dalam
Dana Bantuan Likuditas Bank Indonesia (BLBI).
Adapun nama-nama yang telah dipublikasikan secara nasional
untuk dipanggil pada 26 Agustus 2021 diantaranya adalah Hutomo Mandala Putra
atau yang juga akrab dipanggil Tommy Soeharto serta Agus Anwar.
Sri menjelaskan, pada dasarnya Satuan Tugas (Satgas)
Penanganan Hak Tagih Negara Dana BLBI telah lebih dahulu banyak memanggil
nama-nama lain selain kedua nama tersebut.
Namun, untuk nama-nama yang tidak disebutkan tersebut,
dikatakan Sri telah bersikap kooperatif dan memiliki niat baik untuk
menyelesaikan utang-utangnya tersebut kepada negara melalui dana BLBI.
"Selama ini kita panggil dua kali secara personal,
artinya kita tidak publikasikan karena seperti yang disampaikan Jaksa Agung
kalau ada niat baik dan mau selesaikan kita akan bahas," kata Sri, Jumat,
27 Agustus 2021.
Adapun nama-nama yang diumumkan, seperti Tommy Soeharto dan
Agus Anwar dikatakannya tidak merespons ketika sudah dipanggil dua kali. Maka
pemanggilan ketiga diumumkan ke publik.
"Maka memang kita mengumumkan ke publik siapa-siapa saja
beliau itu dan kemudian akan dilakukan langkah-langkah selanjutnya. Tentu yang
paling penting dapat kembali hak tagih pemerintah," papar Sri.
Secara keseluruhan, Sri mengatakan, telah melakukan pemanggilan
terhadap 48 debitur atau obligor dana BLBI. Pemanggilan dilakukan dengan
mendahului para obligor atau debitur yang memiliki nilai pinjaman tinggi.
"Mereka akan memprioritaskan terutama debitur dan
obligor yang nilai tagihannya cukup tinggi umpamanya bisa di atas Rp50-75
miliar. Nilai saat itu pada 1997-1998," ungkap dia.
Dengan pemanggilan 48 obligor dan debitur yang memiliki
kewajiban cukup signifikan ke negara ini diharapkan nilai pengembaliannya juga
cukup besar. Adapun target pemerintah Rp110,45 triliun.
"Ini sekarang ada yang baru dipanggil, tahap pertama ada
yang tahap pertama langsung kontak satgas ada yang tahap kedua ada yang sampai
tahap ketiga kemudian kita umumkan ke publik," ucapnya. (viva)