SANCAnews – Langkah Kimia Farma menunda vaksin gotong-royong
berbayar dinilai kurang tepat. Sebab seharusnya yang dilakukan perusahaan plat
merah tersebut adalah membatalkan vaksin berbayar tersebut.
Begitu tegas Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon
lewat akun Twitter pribadinya, Senin (12/7).
“Vaksin Gotong Royong (berbayar) harusnya dibatalkan, bukan
ditunda,” tegasnya.
Mantan Wakil Ketua DPR RI itu mengurai bahwa seharusnya
vaksin diberikan pemerintah secara gratis pada rakyat. Termasuk vaksin yang
dikelola Kimia Farma.
Sebab, perusahaan BUMN itu membeli vaksin dengan uang rakyat,
sehingga sudah seharusnya rakyat diberi vaksin secara cuma-cuma.
“Semoga juga bukan vaksin hibah negara sahabat yang
diperjualbelikan,” harapnya.
Fadli Zon mengingatkan bahwa BUMN hadir untuk melayani
rakyat. Terlebih saat ini rakyat sedang menghadapi sebaran virus yang
mematikan. Sehingga, tidak elok jika BUMN mencari untuk dari rakyat di situasi
seperti itu.
“BUMN itu bentuk intervensi negara untuk melayani rakyat
bukan cari untung dari rakyat,” tutupnya.
Perusahaan obat pelat merah PT. Kimia Farma yang merupakan
pelaksana vaksinasi gotong-royong individu telah memutuskan untuk menunda
rencana vaksin berbayar.
Corporate Secretary Kimia Farma Ganti Winarno menjelaskan
bahwa pihak manajemen memutuskan untuk memperpanjang masa sosialisasi vaksinasi
gotong-royong Individu. Termasuk pengaturan pendaftaran calon peserta.
PT Kimia Farma Tbk (KAEF) semula akan dilaksanakan mulai hari
ini, Senin (12/7) di delapan klinik Kimia Farma di enam kota di Jawa dan Bali.
Adapun total kapasitas pelayanan vaksinasinya sebanyak 1.700 peserta per hari.
(rmol)