SANCAnews – Muhammad Najih Maimoen atau Gus Najih, putra kiai
karismatik almarhum Maimoen Zubair, dipolisikan terkait pernyataannya yang
menyebut vaksin sebagai alat pembunuhan massal. Saat ini Polda Jawa Tengah
masih mendalami aduan dari Barisan Kesatria Nusantara (BKN).
"Belum (ada saksi yang dimintai keterangan). Karena
mereka baru membuat aduan saja dan mereka belum kita minta klarifikasi,"
kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Iqbal Alqudusy lewat pesan singkat, Minggu
(25/7/2021).
Iqbal mengatakan baru akan meminta klarifikasi aduan
tersebut. Namun, dia tidak merinci kapan klarifikasi itu dilakukan, "Kita
baru mau minta klarifikasi aduannya," terangnya.
Sebelumnya diberitakan, pernyataan Gus Najih yang jadi
sorotan itu menyebut Indonesia mendukung pembantaian massal. Bahkan vaksin yang
diberikan ke presiden dan menteri hanya bohongan. Video yang beredar tersebut
merupakan potongan video panjang di YouTube.
"Presiden, menteri ini, menteri sudah vaksin itu jelas
vaksinnya itu bohong-bohongan itu, iya? Mungkin bukan vaksin itu. Itu kitanya
yang disuruh korban. Tadi sudah ada video Indonesia mendukung pembantaian
massal ini berarti Indonesia dijajah Cina memang Cina kepengen menguasai
Indonesia, Cina mau menguasai menggantikan orang pribumi dengan mereka. Tidak
dengan perang tapi dengan vaksin," ujar Gus Najih dalam video itu, seperti
dikutip detikcom.
Sementara itu Ketua Umum BKN, Muhammad Rofi'i Mukhlis, dalam
keterangan tertulisnya yang dipublikasi di laman BKN mengatakan pelaporan
dilakukan hari Kamis (15/7) lalu.
"Selama ini, ngapunten, Gus Najih ini seperti orang yang
kebal hukum. Guru-guru kita, Gus Dur, Kyai Said, Islam Nusantara, NU,
dihina-hinakan terus oleh beliau. Bahkan terakhir mengatakan bahwa vaksinasi
COVID-19 itu merupakan konspirasi karena negara China ingin menguasai Indonesia
dan vaksinasi COVID-19 yang digalakkan pemerintah adalah pembunuhan
massal," kata Rofi'i dalam keterangannya itu.
"Ini kan pernyataan yang salah dan fatal sekali. Padahal
pemerintah, polisi dan TNI sudah sungguh-sungguh untuk mencegah penyebaran
COVID-19; tidak main-main, bukan sandiwara. Itu serius karena para ahli sudah
menyatakan bahwa varian yang ada saat itu penyebarannya sangat cepat dan
berbahaya," lanjutnya.
Diketahui, Gus Najih merupakan kakak dari Wakil Gubernur
(Wagub) Jateng, Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin. Lewat jaringan keluarga, Gus
Yasin mengaku sudah berkomunikasi soal itu dan sudah ada pihak kepolisian yang
datang.
"Alhamdulillah kemarin juga sudah ada komunikasi dari
Polri langsung ke Gus Najih dan dijelaskan. Kalau saya sendiri lewat keluarga
sudah komunikasi bahwa kita harus komunikasi menyampaikan statement kita harus
memilah dulu," jelas Gus Yasin secara terpisah. (detik)