SANCAnews – Polemik ucapan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas kepada penganut agama Baha'i di Indonesia menjadi perhatian Anggota Komisi VIII DPR RI Bukhori Yusuf.
Politisi PKS itu mengingatkan agar Menag Yaqut tidak membuat
gaduh masyarakat dengan pernyataan kontroversial.
“Saya mengimbau kepada Menteri Agama supaya menghindari
perbuatan yang berpotensi memicu polemik sehingga mengusik fokus Kementerian
Agama dalam menjalankan tupoksinya selama pandemi,” tutur Bukhori, Kamis
(29/7).
Bukhori mengatakan, tidak ada keperluan yang berarti dengan
memberikan ucapan selamat hari raya kepada penganut agama Baha’i.
Selain itu, dirinya juga khawatir ucapan Menteri Agama akan
mengusik sensitivitas keagamaan umat beragama yang telah diakui secara resmi
oleh negara.
Padahal menurut Bukhori, konstitusi Indonesia kita tidak
mengakuinya sebagai agama resmi. Kontradiksi ini yang pada akhirnya menimbulkan
kebingungan dan sentimen di masyarakat.
“Tidak ada urgensinya. Sementara, patut disayangkan apa yang
disampaikan oleh Menteri Agama dilakukan atas nama negara, sehingga menimbulkan
kesan adanya pengakuan secara resmi oleh negara terhadap eksistensi agama
Baha’i,” kritiknya.
Bukhori kemudian menyitir Undang Undang No.1/PNPS/1965
tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama disebutkan dalam
penjelasan di Pasal 1 bahwa terdapat enam agama yang dipeluk penduduk
Indonesia, yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konfusius
(Konghucu).
Lebih lanjut, Bukhori memahami semangat inklusif pembantu
Jokowi yang karib disapa Gus Yaqut itu.
Bahkan Bukhori mengapresiasi pesan toleransi yang hendak
disyiarkan oleh Menteri Agama kepada seluruh lapisan masyarakat.
Meski demikian, pemerintah semestinya menggunakan narasi yang
cermat, proporsional, dan bijaksana.
Ia menilai, apa yang dilakukan oleh pemerintah terindikasi
melampaui koridor atau batasan hukum yang jelas.
“Namun pada intinya, PKS mendukung komitmen negara untuk
memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama sepanjang dilakukan melalui
cara-cara yang proporsional, khususnya cara-cara yang tidak menyalahi keimanan
masing-masing penganut agama,” pungkasnya.
Melalui sebuah video, Gus Yaqut mengucapkan selamat merayakan
hari raya Naw-Ruz 178 EB.
"Suatu hari pembaharuan yang menandakan musim semi
spiritual dan jasmani, setelah umat Baha'i menjadikan ibadah puasa selama 19
hari," demikian Yaqut membuka pidatonya.
Ia juga menyinggung dalam bernegara pentingnya membangun
persatuan seluruh elemen bangsa. Ia juga menyinggung pentingnya moderasi
beragama dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
"Agama perlu menjadi sarana yang memberikan stimulus
rohani bagi bangsa Indonesia untuk senantiasa bekerja sama dan maju," kata
Politisi PKB itu. (rmol)