SANCAnews – Raksasa farmasi China, Shanghai Fosun
mengungkapkan akan mendatangkan setidaknya 100 jut dosis vaksin Covid-19 untuk
digunakan di China daratan dan sekitarnya. Apa alasan perusahaan mengimpor
vaksin padahal China sudah punya vaksin sendiri?
Dari dokumen pengajuan bursa Hong Kong, jika disetujui,
vaksin akan digunakan tahun depan. Sebanyak 50 juta dosis akan datang di awal.
Fosun juga sudah membayar di muka ke BionTech sebesar 250 juta euro. Setengah
akan datang di 30 Desember, sedangkan sisanya menunggu persetujuan regulator,
seperti dikutip dari Reuters, Rabu (21/7/2021)
Pada November 2020, pemerintah China sudah memberikan izin
untuk uji klinis vaksin Pfizer/BioNTech di Tiongkok. Menurut data akhir uji
klinis di Amerika Serikat (AS)
Pada bulan Maret lalu, Fosun memang telah mendapatkan hak
untuk memasarkan vaksin Covid-19 di daratan China, Hong Kong, Makau, dan
Taiwan. Berdasarkan kesepakatan dengan BioNTech, Fosun akan bertanggung jawab
untuk meminta izin dari regulator di daratan China dan Hong Kong, seperti
dikutip dari Nikkei Asian Review.
Fosun juga menandatangani kesepakatan di mana perusahaan
membayar BioNTech US$135 juta di muka dan pembayaran di masa mendatang atas hak
eksklusif di daratan China, Hong Kong, Makau, dan Taiwan. Fuson akan
bertanggung jawab atas biaya pemasaran dan penjualan serta mendapatkan 65% laba
kotor penjualan.
BioNTech sebelumnya mengatakan kepada Caixin bahwa vaksin
yang ditujukan untuk pasar China akan diproduksi di fasilitasnya di Marburg,
Jerman, tetapi Fosun telah mendorong untuk membuatnya di China.
China sendiri sebenarnya memiliki vaksin lokal. Bahkan negeri
itu sudah memberikan persetujuan darurat untuk dua kandidat vaksin yakni milik
Sinopharm dan Sinovac Biotech Ltd. China juga telah menyetujui penggunaan
darurat vaksin Cansino untuk kepentingan militer.
Sebelumnya, perusahaan farmasi China lainnya, Shenzhen Kangtai Biological Products Co Ltd juga bekerja sama dengan produsen vaksin corona asal Inggris, AstraZeneca PLC. Rencananya ada 100 juta dosis vaksin yang akan diproduksi keduanya. Uji klinis juga sudah dilakukan di China. (lawjustice)