SANCAnews – Ekonom senior Dr. Rizal Ramli memberikan saran
pada pemerintah di tengah kasus virus corona baru (Covid-19) yang belum
mengalami penurunan.
Tokoh yang karib disapa RR ini mengatakan untuk mendapatkan
simpati masyarakat pemerintah perlu menjamin kebutuhan dasar masyarakat,
seperti makan.
Saat hadir di forum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu, RR
mengatakan bahwa di saat kondisi masyarakat perutnya kelaparan, maka risikonya
masyarakat akan melakukan tindakan yang tidak diinginkan.
"Rumus mendapatkan simpati masyarakat: Kalau rakyat
perutnya kenyang, hatinya tenang dan fikirannya gembira begitupun sebaliknya,
kalau perutnya kosong yah fikirannya dan hatinya bisa kemana-mana dan bisa
berpotensi melakukan hal-hal yang tidak diinginkan","demikian cuitan
RR melalui laman Twitter pribadinya, Senin (26/7).
Lebih lanjut, RR berpandangan, satu-satunya cara memutus mata
rantai penyebaran Covid-19 adalah memberlakukan lockdown.
Kebijakan lockdown, kata mantan Menko Ekuin era Presiden Gus
Dur ini harus juga harus diberlakukan saat ada varian baru muncul di Indonesia.
“Pun kalau ada varian baru muncul lagi lockdown lagi, Gitu
aja kok repot. Tapi jangan pelit sama rakyat, kasih makan yang ndak
mampu!"," jelas RR.
Mantan Kepala Bulog ini juga memberikan ilustrasi kepada
pemerintah untuk bertanya langsung kepada masyarakat.
Saran RR, pertanyaan yang perlu diajukan adalah kemauan
berdiam di rumah selama sebulan tapi dijamin kebutuhan obat dan makan saat
diberlakukan lockdown. Ia meyakini, masyarakat pasti akan menjawab bersedia.
"Mau ndak diam di rumah saja sebulan, diberi makanan dan
obat kalau lockdown ?". Jawabnya,"Mau banget bang, kapan lagi kita
bisa kelonan sama bini, main sama anak-anak!". As simple as that -cuman
ono ndak mau, pelit sama rakyat," demikian citan penjelasan RR.
Mantan Menko Bidang Kemaritiman dan Sumberdaya Indonesia era
Presiden Jokowi itu bahkan membuat kalkulasi anggaran untuk memberlakukan
lockdown.
Selama tiga bulan lockdown, ia mengkalkulasi untuk memberi
makan 70 juta keluarga hanya sebesar Rp 105 triliun per bulan. Dengan total Rp
315 Triliun ditambah kebutuhan obat dan sebesar RP 100 triliun menjadi Rp 415
triliun.
"Kalau lockdown 3 bulan, hanya Rp 315 Triliun + obat Rp
100 triliun. Total hanya RP 415 triliun. Dasar pelit sama rakyat! Kalau
oligarki, langsung kasih berbagai keringanan dan kemudahan. Payah!"
demikian cuitan RR menyayangkan pemerintah yang mengedepankan ekonomi sejak
awal Pandemi.
Berdasarkan data yang dirilis Satuan Tugas (Satgas)
Penanganan Covid-19 Senin (26/7), pasien Corona yang berhasil sembuh hari ini
tercatat sebanyak 40.374 orang. Sementara, kasus positif baru bertambah 28.228
orang.
Secara total nasional, kasus sembuh sudah sebanyak 2.549.692
orang atau sebanyak 79,8 persen dari total kasus positif yang mencapai
3.194.733 orang.
Untuk kasus meninggal masih di angka 1.487 orang, sehingga
totalnya sudah mencapai 84.766 orang atau sebesar 2,7 persen dari total kasus
positif.
Satgas Penanganan Covid-19 juga mencatat kasus aktif masih di
angka 560.275 orang.(rmol)