SANCAnews – Ada dua kemungkinan yang bisa dicermati dalam
vandalisme baliho bergambar Puan Maharani yang terjadi di Jawa Timur
Pertama, aksi vandalisme dengan mencoret-coret baliho Ketua
DPP PDIP tersebut dilakukan oleh pihak eksternal. Namun yang kedua, terbuka
kemungkinan aksi tak terpuji tersebut justru dilakukan oleh internal kader
Banteng yang tidak suka dengan rencana pengusungan Puan sebagai capres 2024.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political
Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menyikapi aksi vandaslime baliho Puan yang
bertebaran di Surabaya dan Blitar.
"Karakter kader PDIP, ketika tidak terjadi kesepahaman,
mereka tidak sungkan menunjukkan konflik ke permukaan," kata Dedi kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (26/7).
Memang ada kemungkinan vandalisme tersebut dilakukan oleh
pihak di luar partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini. Namun bila melihat gelaran
pesta demokrasi yang baru akan dilakukan tiga tahun ke depan, kata dia,
kemungkinan tersebut sangat kecil.
"Jika asumsi penolakan dari pihak luar, musim kontestasi
belum juga dimulai. Sementara keberanian vandalisme dilakukan, sangat kecil
kemungkinan pihak eksternal karena terlalu dini," lanjutnya.
Baliho-baliho bergambar Puan Maharani ditemukan sudah
dicoret-coret menggunakan cat di Surabaya. Baliho tersebut sejatinya berisi
pesan positif kepada masyarakat untuk menaati protokol kesehatan, seperti
kampanye memakai masker, vaksinasi, dan menjaga imun tubuh.
Merespons hal ini, PDIP Jawa Timur menduga aksi vandalisme
dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak senang dengan berbagai kerja-kerja
kerakyatan partai dalam mengajak masyarakat optimistis menghadapi pandemi.
“Karena mereka tidak berani menyerang aksi bagi sembako, operasional ambulans gratis, fasilitasi vaksinasi, dan sebagainya, akhirnya mereka menyasar baliho kader partai yang mengampanyekan protokol kesehatan dan mengajak vaksinasi,” tutur Ketua DPD PDIP Jatim, Kusnadi, dikutip Kantor Berita RMOLJatim. []