SANCAnews – Salah satu anggota Tim Pengawal Peristiwa
Pembunuhan Laskar FPI atau TP3, Marwan Batubara menyoroti kinerja Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) terhadap peristiwa hilangnya enam nyawa
laskar FPI di KM 50, Tol Jakarta-Cikampek beberapa waktu yang lalu.
"Kita menemukan tentang laporan sumir yang penuh
rekayasa yang dilakukan oleh Komnas HAM," kata Marwan dalam acara bedah
buku putih penembakan Laskar FPI yang diselenggarakan UI Watch secara daring,
Rabu (14/7).
Marwan menyayangkan, Komnas HAM sebagai lembaga negara yang
dibiayai oleh uang rakyat dari APBN justru tidak menunjukan kinerja yang sesuai
dengan semangat pembentukan lembaganya, yakni agar tegaknya HAM.
"Orang dibunuh dengan sadis, tapi yang dilakukan Komnas
HAM justru melindungi aparat negara yang terlibat dan ikut merekayasa laporan.
Yang menurut Undang-undang, laporan ini tidak layak tidak kredibel dan tidak
mengikuti proses hukum yang sebenarnya," tandas Marwan.
Karena, Marwan melanjutkan, apa yang dilakukan oleh Komnas
HAM dalam peristiwa kelam itu hanya sebatas pemantauan, namun dalam
penyampaikannya kepada pemerintah dan setiap keterangan pers Komnas HAM
menyampaikan laporan penyelidikan.
Lebih parahnya lagi, ungkap Marwan, Komnas HAM harus
mendapatkan izin dari pengadilan negeri sebagaimana diatur dalam pasal 9 UU
39/1999 Tengang HAM ayat 3 huruf F,G dan H.
"Jadi izin melakukan pemantauan tidak ada, lalu malah
lebih parah lagi laporan pemantauan diakui sebagai laporan penyelidikan,"
tanya Marwan. []