SANCAnews –
Presiden Joko Widodo tidak perlu melakukan sidak ke apotek untuk memastikan
bahwa distribusi obat terapi pasien virus corona baru (Covid-19) tidak merata.
Pakar
filsafat Rocky Gerung mengatakan, Presiden Jokowi baiknya duduk di Istana untuk
mengkordinasi jajaran kabinetnya dalam memastikan tidak ada kekurangan
kebutuhan medis di masa pandemi.
"Presiden
harusnya ada di istana supaya oksigen dan obat tidak kekurangan, sekarang dia
malah ke apotek memastikan apotek tidak punya obat," kata Rocky dalam
tayangan video di akun Youtube Rocky Gerung Official, Sabtu (24/7).
Meski begitu
kata Rocky, ada pesan penting dari sidak Jokowi. Yakni, kepala negara ingin
rakyat pasrah pada nasib saat terpapar Covid-19.
"Kita
bisa lihat nanti akibatnya apa, masyarakat kalau Isoman ya terima nasib saja
karena dia tidak punya inisiatif untuk mencari obat," katanya.
"Kan
presiden sudah bilang, kita nggak punya obat, kalian siap-siap jadi
mayat," tambahnya.
Rocky juga
tidak habis pikir, ketika Presiden Jokowi tidak menemukan obat antivirus
Covid-19 saat pemerintah sudah menganggarkan Rp 1.200 triliun untuk penanganan
pandemi. "Bagaimana mungkin ada uang Rp 1.200 triliun di APBN+untuk
tangani pandemi, tapi obatnya kosong," pungkasnya.
Pada Jumat
(23/7) Presiden Jokowi blusukan mengecek ketersediaan obat yang dapat membantu
penyembuhan pasien Covid-19.
Salah satu
apotik yang didatangi adalah Apotik di Villa DUta, Kota Bogor, Jawa Barat.
Meski demikian, saat menanyakan ke petugas Jokowi tidak mendapatkan obat yang diinginkan.
(rmol)