SANCAnews – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen
atau Gus Yasin, buka suara soal kakaknya, Muhammad Najih Maimoen atau Gus Najih
yang dipolisikan terkait pernyataan hoax vaksin sebagai alat pembantaian
massal. Gus Yasin menyebut ada pihak dari kepolisian yang datang dan memberikan
edukasi.
"Alhamdulillah kemarin juga sudah ada komunikasi dari
Polri langsung ke Gus Najih dan dijelaskan. Saya berharap itu nanti bisa lebih
memberikan pemahaman yang konkrit sehingga tidak ada lagi muncul kepercayaan
masyarakat terhadap pemberitaan yang tidak bertanggung jawab. Ini yang perlu
kita sekarang galakkan," kata Gus Yasin di kantornya, Jumat (23/7/2021).
"Kalau saya sendiri lewat keluarga sudah komunikasi
bahwa kita harus komunikasi menyampaikan statement kita harus memilah
dulu," sambung dia.
Gus Yasin menyebut dalam rapat dengan wakil presiden Ma'aruf
Amin dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hari ini juga disinggung soal
kabar hoax program vaksinasi COVID-19. Gus Yasin pun berarap masyarakat bisa
memilah informasi dan tidak mudah terpancing berita bohong.
"Tadi sudah disampaikan Pak Gub ya, disinggung juga kita
memang harus menyikapi karena di masyarakat ada yang percaya betul,"
terang Gus Yasin.
"Nah ini saya berharap sih kita lebih arif ya dalam
menyebarkan berita-berita yang kontroversial yang datanya tersebut tidak
akurat," sambung dia.
Sebelumnya diberitakan, Gus Najih dipolisikan Barisan
Kesatria Nusantara (BKN) ke Polda Jateng pada Kamis (15/7) lalu. Dalam
keterangan tertulis yang dipublikasikan di laman BKN, disebutkan dasar
pelaporan itu terkait pernyataan kontroversial Gus Najih soal vaksin dan
pembantaian massal.
"Selama ini, ngapunten, Gus Najih ini seperti orang yang
kebal hukum. Guru-guru kita, Gus Dur, Kyai Said, Islam Nusantara, NU,
dihina-hinakan terus oleh beliau. Bahkan terakhir mengatakan bahwa vaksinasi
Covid-19 itu merupakan konspirasi karena negara China ingin menguasai Indonesia
dan vaksinasi Covid-19 yang digalakkan pemerintah adalah pembunuhan massal.
Ini kan pernyataan yang salah dan fatal sekali. Padahal
pemerintah, polisi dan TNI sudah sungguh-sungguh untuk mencegah penyebaran
Covid-19 tidak main-main, bukan sandiwara. Itu serius karena para ahli sudah
menyatakan bahwa varian yang ada saat itu penyebarannya sangat cepat dan
berbahaya," kata Ketua Umum BKN, Muhammad Rofi`i Mukhli dalam
keterangannya yang dikutip detikcom.
Pernyataan soal vaksin yang kontroversial itu menyebut
Indonesia mendukung pembantaian massal. Bahkan vaksin yang diberikan ke
presiden dan menteri hanya bohongan. Video yang beredar tersebut merupakan
potongan video panjang yang muncul di YouTube yang kemudian beredar di media
sosial lainnya.
"Presiden, menteri ini, menteri sudah vaksin itu jelas
vaksinnya itu boong-boongan itu, iya? Mungkin bukan vaksin itu. Itu kitanya
yang disuruh korban. Tadi sudah ada video Indonesia mendukung pembantaian
massal ini berarti Indonesia dijajah Cina memang Cina kepengen menguasai
Indonesia, Cina mau menguasai menggantikan orang pribumi dengan mereka. Tidak
dengan perang tapi dengan vaksin, " ujar Gus Najih dalam video itu. (detik)