SANCAnews – Vino (10), bocah kelas tiga SD di Kampung
Linggang Purworejo, Kabupaten Kutai Barat isolasi mandiri seorang diri di
rumahnya.
Sang ibu, Lina Safitri (31) meninggal dalam kondisi hamil 5
bulan pada Senin (19/7/2021). Sedangkan sang ayah, Kino Raharjo (31) meninggal
keesokan harinya, Selasa (20/7/2021).
Orangtua Vino dinyatakan positif Covid-19 dan menjalani
perawatan di Rumah Sakit Harapan Insan Sendawar, Kutai Barat karena positif
Covid-19.
Ayah Vino yang sehari-hari berjualan pentol keliling di Kutai
Barat adalah perantau dari Sragen, Jawa Tengah.
Sempat vaksin, dikira sakit tipes
Margono bercerita, adiknya, Kino Raharjo sempat vaksin pertama pada 29 Juni 2021. Ia kemudian jatuh sakit. Keluarga sempat mengira Kino sakit tipes dan efek dari vaksin.
Dalam kondisi tidak sehat, Kino tetap berjualan pentol
keliling dan sempat kehujanan. Saat pulang, ia demam dan kondisinya terus
memburuk.
"Makan muntah, makan muntah. Sudah diperiksa medis dan
diberi obat tapi enggak kunjung sembuh," tutur Margono saat dihubungi
Kompas.com, Kamis (22/7/2021).
Pada 11 Juli 2021, Kino pun dilarikan ke RS dan saat swab,
Kino diketahui positif Covid-19. Namun oleh petugas medis, Kino diminta untuk
isolasi mandiri di rumah.
"Tapi setelah di rumah sakit diperiksa hasil swab
positif (Covid-19) tepat 11 Juli. Oleh petugas medis, diberi obat, vitamin,
suruh isolasi di rumah," terang Margono.
Setelah tahu suaminya positif, Lina yang hamil 5 bulan
menjalani tes swab PCR di Puskesmas. Ia juga diminta untuk isolasi di RS
Harapan Insan Sendawar untuk mengaja kesehatan bayi karena berisiko.
Namun kondisi Lina yang memiliki riwayat asma terus memburuk.
Kino yang awalnya dirawat di rumah kondisinya juga turun hingga dilarikan ke
RS.
"Di rumah suaminya juga makin drop. Akhirnya dijemput
pihak Rumah Sakit Harapan Insan Sendawar biar perawatan di sana," beber
Margono.
Sementara Vino juga menjalani pemeriksaan dan dinyatakan
positif, hanya isolasi di rumah karena tak bergejala sakit.
"Di saat itulah mereka terpisah. Vino di rumah, ayah dan
ibunya di rumah sakit hingga meninggal. Ibunya meninggal 19 Juli. Ayahnya 20
Juli," kata Margono.
Tetangga tidur di depan pintu beratap tenda
Selama karantina mandiri di rumah, Vino ditemani tetangga dan
kerabatnya. Rekan ayahnya tidur di depan pintu beratapkan tenda.
Sementara Vino tidur beralasan bentangan ambal dan kasur di
ruang tengah depan televisi.
Margono mengatakan saat kematian ayah dan ibunya, Vino tidak
ikut menyaksikan penguburan Covid-19, karena sedang menjalani isolasi.
"Kami sampaikan ke dia ayah dan ibunya sudah meninggal. Respon
dia menangis. Kata dia, kok bisa meninggal, ayah dan ibu kan masih muda,"
tutur Margono meniru.
"Tapi setelah itu terhibur lagi, banyak keluarga,
saudara beri dia makanan, di rumah ramai banyak yang nemani," sambung
Margono. (kompas)