SANCAnews – Seorang gadis berusia 16 tahun yang
bernama Kristina, gagal mewakili Provinsi Sulawesi Barat sebagai salah satu
anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) pada HUT ke-76 RI pada 17
Agustus 2021.
Siswi dari SMA Negeri 1 Mamasa ini gagal terbang ke Istana
Negara karena hasil tes menunjukkan dia positif Covid-19.
Kristina lahir dari keluarga yang pas-pasan secara ekonomi.
Orangtuanya adalah petani di dusun lemba-lemba di desa Salutabang, yang bekerja
keras menafkahi tiga anaknya.
Namun, hal itu tidak mencegah Kristina bermimpi menjadi
seorang polisi wanita (polwan). Sayang, kesempatan emas mengibarkan Bendera
Merah Putih di Istana Negara tiba-tiba pupus karena dinyatakan positif terpapar
corona.
Namun, keluarga Kristina merasa ada kejanggalan dalam hasil
tes swab PCR yang dilakukan pihak Dinas Pemuda dan Olahraga Sulbar, Sabtu
(24/7/2021).
Mereka heran kenapa setelah Kristina dinyatakan positif
Covid-19, gadis itu dipulangkan ke Mamasa hanya dengan mobil rental. Tidak ada
pendampingan seperti penanganan pasien Covid-19 pada umumnya.
Keluarga akhirnya melakukan tes swab PCR ulang pada Senin
(26/7). Hasilnya keluar pada Selasa (27/7/2021) dan Kristina dinyatakan negatif
Covid-19. Hanya dalam tiga hari, statusnya berubah.
Kejanggalan lain adalah soal pengganti Kristina. Yang
menggantikan Kristina bukanlah cadangan awal dari daerah Pasangkayu yang sudah
dipersiapkan, melainkan pelajar lain dari Mamasa.
Dia merasa sangat kecewa dan sedih karena batal menjadi
Paskibraka di HUT RI di Istana Negara, apalagi jika sampai batal gara-gara
"permainan orang dalam".
"Perasaannya pasti sedih, tapi di balik semua ini saya
sangat percaya bahwa ada rencana Tuhan yang lebih baik," kata siswi SMA
Negeri 1 Mamuju ini saat melakukan konferensi pers di Mamasa, Rabu (28/7/2021).
Akun Facebook Melkisedek Takatio yang merupakan kakak sepupu
Kristina mengungkap ada 4 kejanggalan dalam pembatalan Kristina sebagai
Paskibraka.
Kejanggalannya adalah:
1. Setelah dinyatakan positif, dia dilepaskan begitu saja
dari Mamuju naik mobil ke Mamasa tanpa ada tindakan termasuk tanpa APD..
intinya tanpa penanganan.
2. Adik kami ini calon utusan utama dan ada cadangan dari
Pasangkayu. Tapi kenapa yg berangkat adalah anak dari Mamasa, bukan yg cadangan
tadi.
3. Adik kami ini ditawari jadi paski provinsi dan bebas pilih
peran apa saja termasuk jadi pembawa baki kalau mau. Pertanyaannya, kalau benar
dia positif.. kok bisa ya jadi paski di provinsi.
4. Sepulang dari Mamuju,
diadakan tes PCR kedua dan ternyata hasilnya NEGATIF
"Karena itu, selaku warga negara Indonesia, bangsa yang
katanya beradab ini, kami mohon keadilan ditunjukkan kepada kami juga. Ada apa
dibalik kejanggalan yg kami temukan ini?" tulis akun tersebut, dikutip
pada Kamis (29/7/2021).
Aktivis Herman Yunus juga meminta agar pemerintah mengusut
tuntas dugaan permainan orang dalam di peristiwa ini.
"Gagalnya ananda kristina diduga keras akal-akalan dan meminta semua stakeholder untuk mengusut tuntas siapa oknum yang bermain," tulis Herman Yunus di akun Facebooknya. (indozone)