SANCAnews – Ekonom senior Rizal Ramli memberikan rumusan bila Pemerintah Pusat mengambil langkah karantina wilayah atau lockdown, bila pandemi Covid-19 belum mereda.

 

“Rumus mendapatkan simpati masyarakat: Kalau Rakyat Perutnya Kenyang, Hatinya Tenang dan pikirannya gembira begitupun sebaliknya, kalau perutnya kosong yah pikirannya dan hatinya bisa kemana-mana dan bisa berpotensi melakukan hal hal yang tidak di inginkan,” ujar tokoh pergerakan itu dalam acara Himpunan Mahasiswa Islam, pada hari ini, Senin (26/7).

 

Diketahui, ekonomi masyarakat saat ini terjepit imbas dari pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat yang kembali diperpanjang oleh pemerintah.

 

Masyarakat di berbagai daerah sudah berteriak agar pemerintah membuka kegiatan masyarakat. Namun, Presiden Joko Widodo kembali memberlakukan PPKM level 4 hingga 2 Agustus mendatang.

 

Karena imbas PPKM tersebut, mantan Menko Perekonomian itu sudah jauh-jauh hari agar pemerintah memberlakukan lockdown. Hal itu, kata dia sebagai solusi mempercepat putus mata rantai Covid-19.

 

“Solusi untuk mempercepat pemutusan mata rantai covid-19 secara efektif iyalah Lockdown … Pun kalau ada varian baru muncul lagi yah lockdown lagi. Gitu aja kok repot. Tapi jangan pelit sama rakyat, kasih makan yg ndak mampu!” ujar mantan Menko Kemaritiman tersebut.

 

Kebijakan lockdown pasti akan diterima masyarakat, bila ditanyakan langsung ke masyarakat asal, kata Rizal dijamin oleh pemerintah.

 

“Secara random tanya sama rakyat dan pedagang kecil, ‘Mau ndak diam di rumah saja sebulan, diberi makanan dan obat klo lock-down? Jawabnya, mau banget bang, kapan lagi kita bisa kelonan sama bini, main sama anak-anak, As simple as that – cuman ono ndak mau, pelit sama rakyat,” ujarnya.

 

Lockdown Lebih Murah

 

Lantas Rizal Ramli pun merinci perhitungan pengeluaran pemerintah dari kebijakannya melakukan lockdown. Kata Kepala Bulog itu, sebenarnya tidak begitu mahal, daripada pemerintah menghabiskan 1035 triliun selama ini, lebih baik pemerintah segera melakukan lockdown.

 

“Nolong rakyat susah kok kerugian? Untuk lock down sebulan, kasih makan 70 juta keluarga a Rp1,5 juta cuman Rp105T. Klo lock down 3 bulan, hanya 315T + obat 100T. Total hanya 415T. Dasar pelit sama rakyat ! Klo oligarki, langsung kasih berbagai keringanan dan kemudahan. Payah,” kata Rizal Ramli.

 

Mantan penasihat ekonomi Fraksi ABRI di DPR RI pada era Orde Baru itu mengatakan, seluruh pemerintahan di dunia ini menggunkan strategi lockdown on-off dan vaksinasi dalam penanganan pandemi Covid-19. Karena itu, mereka lebih mudah mengendalikannya.

 

“Seluruh dunia pake lock-down on-off dan vaksinasi. Lebih cepat mengendalikan covid. Ekonomi bisa pulih lebih cepat ! Cara2 lain yg bertele-tele, hanya gonta-ganti istilah, hanya akan membuat biaya sosial, finansial dan ekonomis berkali2 lebih mahal ! 2020: habis 1035T, hasil nol!” ujar Rizal. (aktual)


Label:

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.