SANCAnews – Ustaz Adi Hidayat (UAH) ramai diperbincangkan
setelah beredar fitnah yang menyebutkan dirinya tidak amanah terkait penggalangan
donasi untuk Palestina.
Pihak Ustaz Adi Hidayat (UAH) hari ini akan bertemu dengan
pimpinan MPR dan Komisi III guna membahas masalah ini.
"Insyaallah hari ini ada pertemuan dengan pimpinan MPR,
pimpinan Komisi III DPR, dan sedang diagendakan pertemuan dengan pihak Polri
juga," kata Sekjen Pengurus Besar Ikatan Abituren Darul Arqam Muhammadiyah
Garut (IKADAM), Fahd Pahdepie, saat dihubungi, Selasa (1/6/2021).
Fahd mengatakan pertemuan ini semangatnya ialah menghentikan
narasi pembelahan. Oleh karena itu, menurutnya, kasus fitnah UAH ini bisa
menjadi pembuka.
"Kita tempuh semuanya secara terukur dan terstruktur.
Spiritnya ingin menghentikan kategorisasi, pengkotakan, dan pembelahan di
tengah masyarakat. Insyaallah kasus UAH ini menjadi pembuka untuk upaya
itu," tuturnya.
Kendati demikian, pihak UAH hari ini belum akan membuat
laporan ke Bareskrim Polri. "Belum," ujarnya.
Siap Lapor ke Bareskrim
Sebelumnya, pada kesempatan lainnya, Fahd mengaku sudah
menjalin komunikasi dengan sejumlah pihak terkait rencana pelaporan ini. Dia
berharap kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi publik.
"Pihak UAH sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak dan
lembaga negara terkait untuk meneruskan pelaporan kasus hukum ini. Sampai saat
ini, berbagai pihak, termasuk ormas, lembaga, maupun individu, terus memberikan
dukungan untuk UAH," ujar Fahd.
Fahd lantas menjelaskan secara rinci mengenai penyaluran
donasi yang sudah terkumpul. Donasi itu, kata Fahd, diserahkan kepada sejumlah
lembaga, di antaranya Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan International Network
for Humanitarian (INH).
"Bahkan penyerahannya diserahkan langsung di hadapan
Dubes Palestina dan disiarkan secara publik. Pihak UAH tidak mengambil sedikit
pun untuk alasan apa pun," kata Fahd.
Selain itu, sambung Fahd, rekening yang digunakan merupakan
rekening resmi yang dapat disupervisi. Pihak UAH menegaskan siap diaudit.
"Rekening yang digunakan adalah rekening resmi yang bisa
disupervisi Bank Syariah Indonesia (BSI), milik Yayasan Ma'had Islam Rafi'ah
Akhyar (MIRA) yang sudah diaudit secara publik oleh kantor akuntan publik
tepercaya. Pihak UAH terbuka untuk dilakukan audit oleh KAP atau pihak yang lain,"
kata Fahd.
"Donasi masih dibuka melalui rekening Yayasan MIRA yang
dikhususkan untuk penggalangan Palestina saja. Dana dari jamaah ini akan
disalurkan melalui lembaga-lembaga tepercaya. Pihak UAH sudah berkoordinasi
dengan berbagai lembaga, seperti Lazis Muhammadiyah, Baznas RI, dan lainnya.
Semua akan dilaporkan secara publik. Terbuka untuk diaudit," sambung
dia. (dtk)