SANCAnews – Merujuk
definisi sederhana yang dijelaskan Mardani Ali Sera dan Said Didu, tentu
siapapun yang membela Israel atau setidak-tidaknya mempersoalkan pembelaan kaum
muslimin yang membela Palestina, layak disebut Yahudi Pesek atau Zionis
Nusantara.
Demikian dikatakan sastrawan politik Ahmad Khozinudin dalam
artikel berjudul “Jaringan Zionis Nusantara, Yahudi Pesek yang Menjadi Duri
bagi Umat Islam”.
Zionis Nusantara, kata Ahmad Khozinudin, Orang Indonesia yang
mempersoalkan pembelaan terhadap Palestina hanya karena bukan bangsa sendiri.
“Zionis Nusantara tidak membela Palestina karena dianggap
tidak memiliki ikatan persaudaraan secara darah dengan Palestina, bahkan
menuding pembela Palestina dengan tuduhan macam-macam,” jelasnya.
Kata Ahmad Khozinudin, orang Indonesia yang mengunjungi
Israel, bekerja sama dengan Israel dengan dalih perdamaian, makan uang haram
Israel, merasa mewakili Islam Indonesia, menikmati fasilitas Israel, layak
disebut Yahudi Pesek atau Zionis Nusantara.
“Jurnalis Indonesia yang mengunjungi Israel, bekerja sama
dengan Israel dengan dalih perdamaian, makan uang haram Israel, bagian dari
jaringan zionisme, menikmati fasilitas Israel, layak disebut Yahudi Pesek atau
Zionis Nusantara,” ungkapnya.
Netizen yang ribut mendukung Israel, dengan mempersoalkan
Palestina, termasuk dalam terkategori Yahudi Pesek atau Zionis Nusantara.
Kata Ahmad Khozinudin, penguasa yang bekerjasama dengan
Israel, berdagang dengan Israel, membuka calling visa bagi WN Israel walaupun zahirnya
mengutuk Israel, juga layak disebut Yahudi Pesek atau Zionis Nusantara.
Cakupan devinisi Yahudi Pesek atau Zionis Nusantara ini
sederhananya mengambil posisi di pihak Israel dalam konflik Palestina, baik de
jure maupun de facto. Padahal, jelas-jelas Israel bangsa penjajah.
“Jaringan Yahudi Pesek atau Zionis Nusantara ini benar-benar menjadi duri dalam daging, menjadi kangker yang membahayakan Islam dan kaum muslimin,” pungkasnya. (SN /sanca)