SANCAnews – Pengamat politik Rocky Gerung mengomentari
kecaman Presiden Jokowi soal aksi zionis Israel di Palestina yang mengakibatkan
banyak orang termasuk perempuan dan anak-anak tewas.
Rocky Gerung menyebut Jokowi tidak lagi dikenali atau
dipandang oleh dunia internasional karena menurutnya kerap absen dalam
pertemuan-pertemuan penting.
Menurut dia, hal itu yang menyebabkan Jokowi tidak bisa
berperan aktif dalam konflik di Timur Tengah, berbeda dari era-era sebelumnya.
Pernyataan itu disampaikan Rocky Gerung lewat video berjudul
"Soal Palestina, Jokowi Sudah Tidak Dianggap Oleh Komunitas
Internasional" yang disiarkan melalui akun YouTube miliknya, Minggu
(16/5/2021).
Rocky Gerung mengawali dengan menyebutkan bahwa kelemahan
Indonesia hari ini ialah tidak bisa membuat konflik di Timur Tengah mereda.
"Itu kelemahan Indonesia hari ini. Dia tidak bisa bikin
potensi konflik di Timur Tengah. Padahal dulu Indonesia selalu berperan dalam
konflik Timur Tengah karena Indonesia dianggap mampu menyumbangkan
perdamaian," kata Rocky Gerung.
Dia lantas membandingkan era Jokowi dengan presiden
sebelumnya termasuk Soeharto, Habibie, sampai Susilo Bambang Yudhoyono atau
SBY.
"Maka dari itu, profil internasional kita kuat sekali
pada waktu itu, zaman Pak Harto, Habibie, sampai Pak SBY, karena kita masih
dianggap," tukasnya.
Namun, menurut Rocky Gerung situasi kini berbeda. Sebab dia
merasa Jokowi jarang tampil dalam forum internasional. Hal itu membuat posisi
Indonesia menjadi tak cukup berarti di dunia internasional.
"Sekarang pemerintah kita tidak mau bergaul secara
internasional. Maka dari itu gak ada yang kenal siapa Pak Jokowi di forum
internasional. Ngomong dua kalimat saja gak bisa. Itu kan yang jadi olok-olok
pers dunia," ujarnya.
Rocky Gerung menilai bagaimana pun kecaman yang dilontarkan
Jokowi saat itu, tentu tidak akan berpengaruh banyak dalam konflik Israel dan
Palestina.
Pasalnya, Rocky Gerung merasa pihak Israel tidak memperhitungkan
kecaman-kecaman dari Indonesia.
"Jadi sekarang Indonesia mau kasih call tinggi,
katakanlah sebagai mediator, ya orang gak anggap. Itu pelajaran yang mesti kita
pegang, pemerintahan Jokowi sibuk dengan infrastruktur, ingin pamer sukses
dalam negeri, tapi lupa Indonesia diminta oleh sejarah untuk menghidupkan
perdamaian dunia," ungkapnya.
Sebelumya, Jokowi menegaskan bahwa pemerintah Indonesia
mengecam keras serangan Israel terhadap warga Palestina yang mengakibatkan
ratusan orang termasuk perempuan dan anak-anak tewas.
Selain itu, ia juga mengajak semua pemimpin negara-negara di
dunia untuk menghentikan agresi Israel.
"Indonesia mengutuk keras serangan Israel yang telah
mengakibatkan hilangnya nyawa ratusan orang, termasuk perempuan dan anak-anak.
Agresi Israel harus dihentikan," kata Jokowi melalui akun twitternya,
Sabtu (15/5/2021) malam.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku dalam beberapa hari
terakhir telah berdiskusi dengan sejumlah kepala negara membahas situasi
Palestina. seperti Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Yang Dipertuan Agung
Raja Malaysia Tunku Azizah Aminah Maimunah Iskandriah, PM Singapura Lee Hsien
Loong, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan Sultan Brunei Darussalam, Sultan
Hassanal Bolkiah.
Kata Jokowi, perbincangan dengan para pemimpin negara sahabat
tersebut membahas perkembangan global, tindak lanjut ASEAN Leaders Meeting,
hingga situasi yang memprihatinkan di Palestina.
"Kami berbicara tentang perkembangan global, termasuk
tindak lanjut ASEAN Leaders Meeting #ALM, perkembangan di Afghanistan dan
situasi yang sangat memprihatinkan di Palestina," ujar dia. (glc)