SANCAnews – Pemerintahan Joko Widodo selalu menebar optimisme
bahwa ekonomi akan meroket di bawah kendali mereka. Namun hingga tahun kedua di
periode kedua Jokowi, ekonomi tidak kunjung terangkat.
Laju ekonomi Indonesia bahkan konsisten menurun sejak periode
pertama. Ekonomi yang digadang akan berada di angka 7 persen justru tertahan di
bawah 6 persen.
Kini di periode kedua, pandemi dijadikan alasan untuk membenarkan bahwa ekonomi mengalami resesi. Sementara teranyar, Menteri Keuangan Sri Mulyani akan meroket 8,3 persen di kuartal II 2021.
“Maunya dan pidatonya Me-"Roket”, hasilnya sebaliknya
"Tekor”,” sindir ekonomi senior DR. Rizal Ramli yang seolah sudah jengah
dengan aksi-aksi sesumbar pemerintah, di akun Twitter pribadinya, Rabu (26/5).
Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur ini mengurai bahwa
kejadian ini terus berulang karena kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah di
bawah kendali Menteri Keuangan Sri Mulyani selalu terbalik.
Kebijakan Sri Mulyani selalu memberi kemudahan bagi kalangan
atas dan gagal memompa daya beli kelompok menengah bawah.
“Harusnya pompa daya beli golongan menengah bawah, tapi
kebijakan kemudahan & pengurangan pajak utk yg atas,” tegasnya.
“Manfaat pajak itu dimainkan di pasar spekulatif,” demikian Rizal Ramli mengingatkan. (rmol)