SANCAnews – Korupsi yang dilakukan oleh para pejabat di
saat-saat krisis seperti ini merupakan tindakan yang membuat rakyat makin
menderita.
Begitu disampaikan tokoh nasional, Rizal Ramli saat menjadi
pembicara kunci dalam acara “113 Tahun Kebangkitan Nasional” yang digelar di
Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (28/5).
"Lihatlah, dalam situasi krisis rakyat semakin susah,
bantuan untuk rakyat justru menjadi lahan yang nyaman dikorup secara sangat
brutal," kata RR, sapaan akrab Rizal Ramli.
Menurut RR, kepemimpinan saat ini seperti mengalami dilema
lantaran mempertahankan status quo. Padahal, itu justru memperpanjang
penderitaan rakyat.
"Bangsa kita ada di persimpangan jalan. Terus
mempertahan status quo berarti melanjutkan kemunduran, rekayasa adu domba,
melanjutkan penderitaan rakyat, dan membuka pintu selebar-lebarnya untuk
neo-kolonialisme, kolonialisme baru!" imbuh Menteri Perekonomian era
Presiden Gus Dur ini.
Kini, sudah saatnya rakyat memperjuangkan perubahan demi
membawa bangsa Indonesia lebih tangguh ke depan. Keberanian dan kreativitas
melawan otoritarianisme dan koruptif sangat diperlukan agar demokrasi bekerja
untuk keadilan, kemakmuran, dan kejayaan rakyat Indonesia.
"Mari kita berdoa, bermimpi, berjuang, dan bekerja agar
seluruh rakyat Indonesia bangkit untuk keadilan, kemakmuran, dan kejayaan. Mari
kita satukan niat, kata dan tindakan! Dengan izin Allah Yang Maha Penyayang,
Kun Fayakun!" pungkasnya.
Dalam acara tersebut, turut hadir beberapa tokoh, di
antaranya mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Din Syamsuddin, aktivis KAMI,
M Jumhur Hidayat, mantan Jurubicara Presiden Gus Dur, Adhie M Massardi, aktivis
98' Ubedilah Badrun, Ketua Jaringan Aktivis ProDEM Iwan Sumule, aktivis Gde
Siriana Yusuf serta beberapa lainnya. []