SANCAnews – Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto
menyinggung karakter pemimpin ideal tahun 2024 mendatang.
Dia mengatakan, tahun 2024, pemimpin tidak hanya ditentukan
oleh popularitas seorang tokoh semata.
Apalagi mendewakan popularitasnya tetapi tak bernyali membuat
keputusan-keputusan yang menyangkut kebhinekaan, toleransi bahkan membiarkan
radikalisme.
"Buat apa seorang yang populer tetapi dia kemudian
mendewakan popularitasnya dan kemudian takut mengambil suatu
keputusan-keputusan yang berani terkait jaga kebhinekaan kita, terkait
toleransi kita, terkait dengan berbagai bentuk-bentuk tindakan yang nyata-nyata
merongrong kewibawaan negara, baik itu separatisme yang ada di Papua, berbagai
bentuk radikalisme, gerakan yang ingin menggantikan ideologi Pancasila. Kita
perlu pemimpin yang kokoh," kata Hasto dilansir dari YouTube Parasyndicate
dalam sebuah diskusi virtual, Sabtu (29/5/2021).
Hasto lalu mengambil contoh kepemimpinan kokoh dan berani
yang dia maksud. Mislanya yang ditunjukkan Pangdam Jaya Dudung Abdurachman saat
mengerahkan pasukan elite tempur TNI dengan kendaraan taktis (Rantis) perang ke
Markas Ormas Front Pembela Islam (FPI) dan menurunkan spanduk dan baliho
bergambar Habib Rizieq Syihab (HRS). Meskipun pilihan Dudung itu menuai banjir
kritik.
"Ketika ada Ormas yang merasa memiliki suatu kekuatan
dan berdiri diatas hukum, beliau (Dudung) menjawab. Itulah seorang pemimpin.
Juga dihadapkan pada berbagai ujian, ia menunjukan karakter sejati apakah dia
berani menjadi pemimpin yang memegang prinsip terkait Pancasila, atau dia
pemimpin yang demi popularitas dia mudah terombang-ambing karena dia tidak
punya kekokohan dalam prinsip. Itu yang tidak diinginkan oleh PDIP,"
katanya.
Jadi, kata dia, PDIP akan mendorong lahirnya kepemimpinan
yang tidak hanya populer, tetapi juga memiliki kekokohan dalam prinsip menjaga
negara berdasarkan Pancasila.
"Untuk menjadi pemimpin bagi tahun 2024 aspeknya bukan
hanya aspek elektoral semata tapi juga pada keteguhan, kekokohan dalam
prinsip," ujar Hasto.[]