SANCAnews – Pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (Sekjen PDIP) Hasto Kristiyanto menutup pintu koalisi bagi Partai
Demokrat dan PKS ditanggapi dengan santai oleh kader Partai Demokrat.
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky
Mahendra Putra mengatakan, pernyataan Hasto tersebut dinilai terlalu dini
karena Pemilu 2024 masih terlampau jauh.
"Belanda masih jauh. Pemilu masih 3 tahun lagi. Dalam
tiga tahun lagi itu, segala sesuatu bisa terjadi," kata Herzaky saat
berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (29/5).
Lagipula, kata Herzaky, politisi membahas koalisi dalam
situasi dimana masyarakat tengah kesulitan akibat terdampak pandemi virus
corona baru (Covid-19) sangatlah tidak etis.
"Negara dilanda krisis kesehatan dan ekonomi saat ini,
dengan meningkatnya jumlah rakyat miskin dan pengangguran di mana-mana secara
drastis. Kok para politisi malah sibuk berkasak-kusuk membahas Pilpres 2024.
Tidak etis!" tegasnya.
Herzaky menambahkan, instruksi Ketua Umum Partai Demokrat
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sangat jelas kepada seluruh jajaran partai.
Pertama, bantu rakyat dengan gerakan nasional lawan Covid-19.
Bahkan, Partai Demokrat telah mencatat lebih dari Rp 250 Miliar rupiah yang
telah disumbangkan dan disalurkan oleh para kader ke masyarakat sepanjang
Pandemi ini.
"Jadi konsentrasi Demokrat tidak di Pilpres 2024, atau
kawin koalisi parpol dulu, 'Belanda Masih Jauh', tetapi bagaimana berkoalisi
dengan rakyat untuk membantu kesulitan rakyat selama pandemi ini,"
pungkasnya.
PDI Perjuangan sebelumnya menyatakan sikap akan menutup pintu
bagi PKS dan Demokrat untuk koalisi pada Pemilu 2024. Pernyataan itu
disampaikan langsung Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto dalam webinar
Para Syndicate bertema 'Membaca Dinamika Partai dan Soliditas Koalisi Menuju
2024', Jumat (28/5).
"PDIP berbeda dengan PKS karena basis ideologinya
berbeda, sehingga sangat sulit untuk melakukan koalisi dengan PKS. Itu saya
tegaskan sejak awal," kata Hasto.
"Dengan Demokrat berbeda, basisnya berbeda. (Partai
Demokrat) partai elektoral, kami adalah partai ideologi tapi juga bertumpu pada
kekuatan massa. Sehingga kami tegaskan, DNA-nya kami berbeda dengan Partai
Demokrat. Ini tegas-tegas saja, supaya tidak ada jurunikah yang ingin
mempertemukan," imbuhnya menegaskan. (rmol)