SANCAnews – Pendakwah Gus Miftah menyebut ada empat jenis
umat Islam di Indonesia jika dilihat dari pilihan paham dalam beragama dan
berbangsa. Hal itu disampaikannya saat bertausiah di kantor PDIP, Jalan
Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (6/5).
Kategori pertama, kata Gus Miftah, umat Islam yang berpaham
ahlusunah waljamaah dalam kehidupan beragama, lantas berideologikan Pancasila
dalam menjalani aktivitas berbangsa.
"Ini adalah orang yang paling ideal untuk tinggal di
Indonesia," kata pria bernama asli Miftah Maulana Habiburrahman
Selanjutnya, kata Gus Miftah, umat yang beraliran ahlusunah
waljamaah dalam kehidupan beragama, tetapi khilafah menjadi ideologi saat
berbangsa.
"Ini adalah orang-orang yang sangat menipu. Kenapa?
Akidahnya sama, tetapi ideologi berbangsanya adalah khilafah dan ini sangat
berbahaya," kata pria Lampung itu.
Kategori berikutnya, kata Gus Miftah, umat Islam yang tidak
berpaham ahlusunah waljamaah, tetapi memiliki ideologi Pancasila dalam
kehidupan bernegara.
Terakhir, kata pendiri Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman,
Yogyakarta itu, umat Islam non-ahlusunah waljamaah yang memilih khilafah
sebagai ideologi berbangsanya.
Dia mengatakan empat jenis orang Indonesia dalam beragama dan
bernegara ini perlu menjadi perhatian bersama.
Setidaknya keberlangsungan paham ahlusunah waljamaah dan
ideologi Pancasila bisa terawat di tanah air.
Menurut Gus Miftah, Indonesia adalah rumah besar dengan enam
kamar keagamaan. Jika Pancasila dipahami dan diyakini dengan baik, ujarnya,
setiap orang tidak akan merecoki keyakinan rekan sebangsa.
"Jadi, yang masalah kalau masuk ke kamar orang lain,
tidur, dan bahkan ngompol di sana. Maka masyarakat harus pahami Pancasila, apa
pun agamanya," kata alumnus UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta itu.
Gus Miftah juga memberi nasihat bahwa pemeluk agama harus
menyatakan ajaran agama yang dipeluk ialah benar. Namun, kata dia, hal itu
tidak boleh disertai dengan menyalahkan agama orang lain.
"Sebagai pemeluk agama A, kita harus mengatakan agama
kita benar tanpa harus menyalahkan agama lain," ujar dia.
Kepada masyarakat, Gus Miftah juga mengajak agar ikut
pendapat ahli. Namun, kata dia, tak ikut-ikutan dengan orang yang berlagak
ahli.
"Posting yang penting, jangan yang penting posting,
karena kita sering begitu," katanya.
Gus Miftah bertausiah di kantor PDIP saat acara silaturahmi
sekjen parpol pendukung pemerintah sekaligus berbuka puasa bersama.
Para sekjen parpol koalisi yang hadir di antaranya Sekjen
PDIP Hasto Kristiyanto, Sekjen PPP Arwani Thomafi, Sekjen PKB Hasanuddin Wahid, Sekjen PBB
Afriansyah Noor, Sekjen Perindo Ahmad Rofiq, Sekjen PKPI Verry Surya Hendrawan.
Hadir juga Sekretaris Dewan Pembina PSI Raja Juli Antoni dan
Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani. []