SANCAnews – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD di Jakarta, Selasa, membantah kabar yang
menyebut dirinya memaklumi korupsi selama itu demi kemajuan.
Klarifikasi itu diberikan oleh Mahfud, karena mantan menteri
riset dan teknologi (menristek) Muhammad A S Hikam sempat jadi korban kabar
keliru tersebut.
"Pak Hikam percaya bahwa saya bilang untuk mencapai
kemajuan ekonomi pemerintah boleh membiarkan korupsi? Itu semua permainan
medsos (media sosial) yang omong kosong, Pak. Tak ada itu," kata Mahfud
melalui keterangan tertulis sebagai bentuk klarifikasi kepada A S Hikam.
Mahfud kemudian menjelaskan ada pihak-pihak yang memelintir
pernyataannya saat ia membuka diskusi/webinar bertajuk "Ekonomi dan
Demokrasi" pada Sabtu minggu lalu (1/5).
"Saya berbicara itu didengar oleh Saiful Mujani, Faisal
Basri, dan Halim Alamsyah sebagai narasumber webinar Demokrasi dan Ekonomi.
Juga didengar oleh ratusan peserta webinar. Saya yang membuka webinar itu.
Terlalu amat bodohlah kalau saya bilang begitu," ucap Mahfud menegaskan.
Mahfud menjelaskan, korupsi yang meluas di Indonesia memang
banyak sebabnya, bisa jadi kata dia karena demokrasi di Indonesia yang sudah
kebablasan. Korupsi dibangun melalui jalan demokrasi alias menggunakan
mekanisme demokrasi.
Oleh karena itu Mahfud menilai hal yang mesti dilakukan saat
ini adalah menyehatkan demokrasi agar bisa mengurangi korupsi dan mempercepat
kemajuan ekonomi.
"Jangan seperti sekarang, demokrasinya membuat korupsi
terjadi di berbagai lini. Korupsi sekarang dapat dikatakan dibangun melalui
proses dan cara yang demokratis. Itu rasanya membuat kita sesak dan hampir
putus asa," kata dia.
Meski begitu Mahfud meminta agar masyarakat tak kecewa dan
putus asa terkait tingginya korupsi di Indonesia. Yang mesti dilakukan saat ini
menurut dia adalah dengan terus berjuang danmelawan korupsi dan menyehatkan
demokrasi.
Mahfud mengamini korupsi di Indonesia telah masuk ke semua
lini. Namun karena Indonesia adalah negara merdeka maka meskipun banyak korupsi
tetapi angka kemiskinan menurun secara konsisten.
"Meski banyak korupsi, berkah kemerdekaan itu telah
menurunkan angka kemiskinan secara konsisten dari waktu ke waktu, apalagi jika
tidak ada korupsi," kata Mahfud.
"Alasannya, karena negara kita merdeka maka negara kita
mengalami kemajuan dalam jumlah turunnya angka kemiskinan secara konsisten dari
waktu ke waktu," kata dia. []