SANCAnews – Politisi Gerindra menyayangkan insiden penyebutan
Bipang atau babi panggang Ambawang oleh Presiden Joko Widodo saat mengimbau
rakyat untuk tidak mudik saat Lebaran.
Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra Kawendra Lukistian
mengatakan, usai terjadinya insiden itu tim komunikasi Presiden Jokowi harus
dievaluasi.
Kata Kawendra, kesalahan Jokowi menyebut Bipang Ambawang
jelas menyinggung umat Islam. Mengingat makanan tersebut tidak berhubungan
dengan kebiasaan umat Islam.
"Tim komunikasi presiden perlu di evaluasi, hal mendasar
seperti ini kok nggak dijagain," demikian kata Kawindra, Sabtu (8/5).
Menururt Kawindra, jika ditanya siapa pihak yang paling
bersalah terkait dengan pernyataan menghebohkan itu, maka tim yang membuat teks
pidato adalah pihak yang paling bersalah.
Kawindra meyakini, sebagai Presiden yang beragama Islam
Jokowi tidak begitu paham dengan bipang Kalimantan yang berbahan babi panggang
itu.
"Kalau ditanya siapa yang salah, tentu yang membuat
brief dan teks dalam pidato itu. Saya yakin pak presiden sebagai seorang muslim
yang taat memang tidak begitu paham soal Bipang tersebut," demikian kata
Kawindra.
Video imbauan untuk tidak mudik disampaikan Jokowi dalam
bentuk video. Ia mengulas tentang tujuan kebijakan pemerintah melarang mudik
untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Ucapan Jokowi menjadi heboh karena menyebutkan Bipang
Ambawang sebagai salah satu makanan daerah yang bisa dipesan secara online
tanpa harus mudik.
Bipang Ambawang adalah kuliner terkenal dan andalan dari
Kecamatan Ambawang di Provinsi Kalimantan Selatan.
Kuliner ini menyajikan babi yang dipanggang sedemikian rupa sehingga menghasilkan tekstur daging yang khas dan kering. (rmol)