SANCAnews – Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden,
berjanji untuk membantu upaya pembangunan kembali Gaza usai digempur Israel
selama 11 hari.
Biden menyatakan bahwa pembentukan negara Palestina
berdampingan dengan negara Israel menjadi 'satu-satunya jawaban' untuk konflik
tersebut.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Sabtu (22/5/2021), Biden
juga mencetuskan agar Palestina juga mengakui hak keberadaan Israel. Pernyataan
ini disampaikan setelah gencatan senjata disepakati Israel dan Hamas setelah
pertempuran berdarah sejak 10 Mei lalu.
Dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Jumat (21/5) waktu
setempat, Biden menegaskan bahwa solusi dua negara menjadi satu-satunya solusi
untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.
Gagasan solusi dua negara dengan berdirinya negara Palestina
yang berdaulat berdampingan dengan Israel dan Yerusalem sebagai ibu kota
bersama, telah menjadi landasan diplomasi internasional selama bertahun-tahun.
Kebijakan AS di bawah mantan Presiden Donald Trump dikritik
karena secara terang-terangan mendukung Israel dan mengabaikan Palestina.
Proposal perdamaian Timur Tengah yang disusun penasihat dan menantu Trump
disebut memberikan solusi dua negara, namun proposal itu mencetuskan negara
Palestina dengan kedaulatan terbatas dan Israel menjaga keamanan atas negara
itu. Proposal itu ditolak oleh pemimpin Palestina.
Dalam pernyataannya, Biden menyebut Partai Demokrat masih
mendukung Israel. Dia juga menegaskan tidak ada pergeseran untuk komitmen AS
terhadap Israel.
"Tidak ada pergeseran dalam komitmen saya untuk keamanan
Israel, titik, tidak ada pergeseran, tidak sama sekali," tegasnya.
"Tapi saya beritahu ada pergeseran apa. Pergeserannya
adalah kita masih membutuhkan solusi dua negara. Itu satu-satunya jawaban,
satu-satunya jawaban," cetus Biden.
Biden menyatakan dirinya telah meminta diakhirinya
'pertempuran antar komunal' oleh kelompok ekstremis dari kedua pihak. Dia
menilai hal itu sangat penting untuk memastikan keamanan bagi warga Palestina
di Tepi Barat dan membantu warga Gaza. Dia juga menyatakan bahwa warga Israel,
baik keturunan Arab maupun Yahudi, harus diperlakukan setara.
Lebih lanjut, Biden mencetuskan bahwa Palestina juga harus
mengakui hak keberadaan Israel.
"Mari kita perjelas di sini: hingga kawasan itu
mengatakan dengan tegas bahwa mereka mengakui hak Israel untuk eksis sebagai
negara Yahudi merdeka, tidak akan ada perdamaian," ucapnya.
Dalam konferensi pers ini, Biden juga berjanji akan menyusun
upaya-upaya besar dengan negara-negara lainnya untuk membantu membangun kembali
Gaza.
Biden, yang pemerintahannya bekerja di balik layar selama
berhari-hari untuk mewujudkan gencatan senjata Israel-Hamas, menyatakan bahwa
bantuan untuk kawasan itu akan dikoordinasikan dengan Otoritas Palestina demi
memastikan Hamas tidak bisa menimbun persenjataan.
Pertempuran Israel dan Hamas sejak 10 Mei lalu dilaporkan
menewaskan 243 orang di Gaza, termasuk 66 anak, dan melukai 1.900 orang lainnya
-- menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Para pejabat kemanusiaan menyebut
kerusakan yang dialami Gaza akibat gempuran Israel akan memakan waktu
bertahun-tahun untuk dibangun kembali dengan biaya mencapai puluhan juta dolar
Amerika.
Terkait gencatan senjata Israel-Hamas, Biden mengharapkan
kesepakatan itu akan bertahan lama. Disebutkan Biden bahwa dirinya mempercayai
Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, akan menjaga keberlangsungan
gencatan senjata itu.
"Saya mendoakan agar gencatan senjata ini akan bertahan.
Saya mempercayai Bibi Netanyahu -- ketika dia menyampaikan kata-katanya kepada
saya -- saya memegang kata-katanya. Dia tidak pernah mengingkari kata-kata
kepada saya," ujar Biden. (dtk)