SANCAnews – Militer Israel terus melancarkan
serangan-serangan udara ke wilayah Gaza. Korban jiwa warga Palestina pun terus
berjatuhan.
Seruan untuk gencatan senjata makin digencarkan, tetapi
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah Israel akan melanjutkan
serangannya di Gaza "selama diperlukan." Hal ini disampaikan
Netanyahu sebelum pertemuan Dewan Keamanan PBB bubar setelah kurang dari satu
jam tanpa mengeluarkan pernyataan dikarenakan blokir Amerika Serikat.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (19/5/2021),
Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan, rentetan gempuran Israel yang nyaris
tanpa henti telah menewaskan setidaknya 217 warga Palestina, termasuk 63
anak-anak, dan melukai lebih dari 1.400 orang hanya dalam waktu seminggu di wilayah
yang dikuasai kelompok Hamas tersebut.
Korban tewas di pihak Israel meningkat menjadi 12 orang
ketika tembakan roket yang ditembakkan Hamas ke wilayah Eshkol, Israel selatan
menewaskan dua warga negara Thailand yang bekerja di sebuah pabrik dan melukai
beberapa lainnya.
Serangan Israel yang bertubi-tubi telah membuat dua juta
warga Palestina di Gaza menderita.
"Mereka menghancurkan rumah kami tetapi saya tidak tahu
mengapa mereka menargetkan kami," kata Nazmi al-Dahdouh (70) dari Kota
Gaza.
Sementara itu, sesi sidang Dewan Keamanan PBB hari Selasa
(18/5) waktu setempat, yang keempat kalinya digelar sejak konflik
Israel-Palestina memanas, kembali berakhir tanpa konsensus. Sama seperti
sesi-sesi berikutnya di mana Amerika Serikat, sekutu utama Israel, terus
memblokir adopsi pernyataan bersama yang menyerukan penghentian kekerasan di
Gaza.
Kami tidak menilai bahwa pernyataan publik saat ini akan
membantu menurunkan ketegangan," kata Dubes AS untuk PBB, Linda
Thomas-Greenfield dalam pertemuan tertutup tersebut, menurut seorang diplomat.
Prancis dan Mesir mendorong kesepakatan gencatan senjata,
sementara Qatar dan Mesir sedang mengerjakan upaya lain, melalui PBB.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell
mengatakan sangat mendukung seruan untuk gencatan senjata, sambil mendesak
militer Israel untuk bertindak dengan cara yang "proporsional".
Konflik ini berisiko memicu bencana kemanusiaan. Menurut PBB,
sekitar 58.000 warga Palestina telah mengungsi dan 2.500 orang telah kehilangan
rumah mereka sejak Israel memulai gempuran ke Gaza. (dtk)