SANCAnews – Banyaknya berita hoax dan koar-koarnya Walikota
Bogor, Bima Arya telah menambah keresahan di masyarakat.
Begitu yang disampaikan Habib Rizieq Shihab (HRS) saat
memberikan keterangan di sidang perkara tes swab di Rumah Sakit (RS) Ummi,
Bogor, Jawa Barat di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur, Kamis (27/5).
Menurut HRS, video yang dibuat oleh menantunya, Habib Hanif
Al-Atas, terkait kondisi HRS dan wawancara Direktur Utama (Dirut) RS Ummi, Andi
Tatat, membuat keresahan masyarakat menjadi redam terkait kondisi HRS yang
sempat disebut memakai ventilator dan dalam keadaan kritis.
"Padahal, yang saya tahu baik Habib Hanif maupun Andi
Tatat, dengan cara disampaikan, justru menghilangkan keresahan yang terjadi
akibat berita-berita hoax," ujar HRS.
Akan tetapi, meskipun sudah diantisipasi untuk meredam
keresahan masyarakat, berita-berita hoax di media sosial masih tetap ada atas
kondisi HRS yang dianggap fitnah.
"Perlu diketahui setelah saya di-PCR sebetulnya saya
ingin dirawat sampai tuntas sambil menunggu tes PCR. Tapi ada kejadian tidak
nyaman, di mana Walikota Bogor membawa Satgasnya ke Rumah Sakit Ummi. Yaitu
ingin meminta rekam medis, lalu ingin melakukan tes PCR, bahkan saya sudah di
tes PCR, dia minta supaya saya diulangi lagi tes PCR. Ini membuat saya kurang
nyaman," papar HRS.
Apalagi sambung HRS, Bima Arya koar-koar di media yang
membuat masyarakat mengetahui tempat HRS dirawat. Padahal, HRS mengaku sudah
mempunyai kesepakatan dengan RS Ummi untuk merahasiakan lokasi dirawatnya untuk
memberikan ketentraman pasien lain.
"Tapi karena Walikota Bogor koar-koar di media, ya
akhirnya masyarakat jadi tahu di mana-mana. Jadi artinya berita hoax di tambah
koar-koarnya Walikota Bogor itu menambah keresahan yang terjadi di tengah
masyarakat," tegas HRS.
HRS pun merasa tidak enak hati dengan pihak RS Ummi karena
dilaporkan oleh pihak Satpol PP Kota Bogor.
"Sebetulnya kesepakatannya sudah bagus Majelis Hakim.
Tapi entah kenapa, pulang dari musyawarah pada hari itu, Walikota Bogor menurut
kesaksiannya sendiri dalam sidang ini melakukan rapat dengan tim satgas, akhirnya
memutuskan untuk melaporkan RS Ummi ke polisi," terang HRS.
"Di situ membuat hati saya jadi enggak enak, saya sakit,
saya datang minta dirawat, minta diobati, tapi kemudian ternyata rumah sakitnya
dilaporkan ke polisi, ini buat hati saya jadi risau, gelisah, enggak enak
Majelis Hakim," jelas HRS. (RMOL)