SANCAnews – Hamas selama bertahun-tahun menyembunyikan
bagaimana mereka menerima senjata dan peralatan tempurnya dari luar wilayah
Palestina. Namun pada September tahun lalu, mereka untuk pertama kali
mengungkapkan beberapa rahasianya soal pengadaan senjata.
Pogram “What is Hidden is Greater” yang dipublikasikan
saluran Aljazeera Qatar pada 13 September 2020, menayangkan rekaman eksklusif
bagaimana anggota Izz al-Din al-Qassam Brigade, organisasi sayap Hamas,
mengumpulkan rudal Iranian Fajr dan peluru anti-tank Kornet.
Program tersebut dibawakan oleh jurnalis Palestina Tamer
al-Mashal dan dipandu oleh Ismail Haniyeh, saat itu kepala biro politik Hamas,
dan pemimpin lainnya.
Mengutip Al-Monitor, Sabtu, 22 Mei 2021, dalam siaran itu
Hamas mengatakan mereka menerima senjata-senjata melalui jalur darat dan laut,
melewati pangkalan militer, patroli udara dan laut. Mereka juga membuat rudal
baru dari sisa-sisa rudal Israel di perang Gaza 2014.
Mahmoud Mardawi, anggota biro hubungan nasional Hamas dan
mantan pemimpin Brigade al-Qassam, mengatakan kepada Al-Monitor jika
kelompoknya di masa lalu mendapat pasokan senjata dari Sudan, Suriah, dan Iran.
Hamas sempat memiliki hubungan mesra dengan Sudan selama
bertahun-tahun. Namun hal ini berubah setelah Presiden Sudan Omar al-Bashir
dikudeta. Kemidian hal serupa berlaku pula dengan Suriah sebelum negara itu
sibuk dengan perang saudara, "Sementara itu, Iran terus mendukung kami
tanpa batasan atau syarat," ucap Mahmoud Mardawi.
Upaya Hamas untuk memperoleh senjata menghadapi banyak
kendala. Alasannya Israel dan Mesir meningkatkan pengamanan mereka di
perbatasan Gaza. Pasukan Mesir menyasar terowongan-terowongan yang diduga
dijadikan rute penyelundupan senjata. Mereka juga membangun tembok-tembok
pembatas di sepanjang perbatasan.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Israel beberapa kali
mengeluarkan laporan penyelundupan senjata ke Gaza lewat paket khusus yang
dikirim dengan speedboat dari pelabuhan Mesir, Lebanon, ditinggalkan di Laut
Mediterania, atau dalam tong yang dihanyutkan hingga ke Pantai Gaza.
Rami Abu Zubaydah, pengamat militer Palestina dan peneliti di
Institut Studi Mesir, mengatakan sikap Hamas yang blak-blakan ini untuk
menunjukkan pada Israel jika pengepungan mereka di Gaza tidak berpengaruh pada
upaya memperoleh senjata dan amunisi. (glc)